Kementerian PUPR Selesaikan Penanganan Kawasan Belawan Tahap I di Medan, Biayanya Rp25,6 Miliar
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan penanganan kawasan Belawan yang berada di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Kawasan Belawan dinilai perlu ditata karena kondisi lingkungan permukimannya yang tidak layak serta lokasinya diapit oleh muara Sungai Belawan dan Deli sehingga rawan banjir rob.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia, mengatakan penanganan Kawasan Belawan dilakukan secara bertahap hingga 2029.
"Pada tahap 1 tahun 2022-2024, telah dilakukan penanganan banjir rob Belawan, pembangunan pintu air K3 dan rumah pompa, sosialisasi penanganan banjir rob, penanganan kemiskinan ekstrem Belawan Behari, serta penanganan hutan kota dan RLTH," kata Bob keterangan tertulisnya, Sabtu, 28 September 2024.
Baca juga:
Pembangunan prasarana pengendalian banjir rob Belawan dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan total biaya pembangunannya sebesar Rp25,6 miliar.
Ruang lingkup pekerjaannya meliputi pembangunan parapet tanggul, pompa dan rumah pompa, drainase kolektor, box culvert, serta pintu air. Konstruksi dilaksanakan sejak Agustus 2022 dan saat ini telah selesai.
Sementara itu, untuk penataan kawasan kumuh Belawan Bahari dimulai pada pertengahan 2023 dengan tujuan utama memperbaiki kondisi lingkungan melalui pembangunan infrastruktur seperti, sistem drainase, paving block sepanjang 300 meter, dan penerangan jalan umum.
Pembangunan reservoir berkapasitas 300 meter kubik juga diharapkan dapat mengurangi dampak banjir rob.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti, menyebut proyek ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tapi juga dilakukan pendekatan melalui berbagai program yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat.
"Konsep-konsep seperti Kampung Ramah Air, Kampung Sejahtera, Kampung Hijau, dan Kampung Tangguh dikembangkan untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, sehat, serta mandiri secara ekonomi dan sosial," ujarnya.
Adapun penataan kawasan ini juga didukung oleh keterlibatan pihak swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Misalnya, PT Jasa Marga yang menyumbangkan pohon pucuk merah untuk penghijauan di sepanjang Jalan Sinabang serta PT Tasblock Industry Indonesia yang memberikan kursi taman dan tempat sampah untuk ruang terbuka publik.