Warga Serbu Pusat Penelitian Setelah Simpanse Membunuh Bayi

JAKARTA Warga yang tinggal di dekat pusat penelitian simpanse di Guinea menyerang fasilitas tersebut pada Hari Jumat pekan lalu, setelah seorang wanita mengatakan salah satu hewan telah membunuh bayinya, kata manajer pusat tersebut.

Kerumunan warga yang marah mengobrak-abrik gedung, menghancurkan dan membakar peralatan termasuk pesawat nirawak, komputer dan lebih dari 200 dokumen, kata manajer pusat tersebut.

Saksi mata mengatakan kerumunan itu bereaksi terhadap berita tubuh bayi yang dimutilasi telah ditemukan 3 km (1,9 mil) dari Cagar Alam Pegunungan Nimba, yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, melansir CNN 21 September.

Ibu anak itu, Seny Zogba, mengatakan kepada Reuters, dia sedang bekerja di ladang singkong ketika seekor simpanse datang dari belakang, menggigitnya dan menarik bayinya ke dalam hutan.

Sementara, ahli ekologi setempat Alidjiou Sylla mengatakan, persediaan makanan yang semakin menipis di cagar alam tersebut mendorong hewan-hewan untuk meninggalkan kawasan lindung lebih sering, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan.

Pusat penelitian tersebut mengatakan telah mencatat enam serangan simpanse terhadap manusia di dalam cagar alam tersebut sejak awal tahun.

Diketahui, hutan Guinea, Liberia dan Sierra Leone di Afrika Barat merupakan rumah terbesar bagi populasi simpanse barat yang terancam punah, yang diperkirakan telah menurun hingga 80 persen antara tahun 1990 dan 2014, menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.

Hanya ada tujuh simpanse yang tersisa di hutan Bossou di Guinea, yang merupakan bagian dari Cagar Alam Pegunungan Nimba, dan dekat dengan komunitas pertanian subsisten di Wilayah Nzerekore.

Diketahui, simpanse dihormati di Guinea dan secara tradisional diberi hadiah berupa makanan, yang mendorong beberapa simpanse untuk keluar dari kawasan lindung dan masuk ke pemukiman manusia, tempat mereka terkadang dapat menyerang.

Di sisi lain, Pegunungan Nimba juga merupakan rumah bagi salah satu cadangan bijih besi terbesar di Guinea, yang telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pecinta lingkungan tentang dampak penambangan terhadap simpanse.