Presiden Lukashenko Peringatkan Senjata Nuklir akan Digunakan Jika Uni Eropa Serang Belarusia atau Rusia
JAKARTA - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko memperingatkan, senjata nuklir akan digunakan melawan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) jika negara itu menyerang negaranya atau Rusia.
Presiden Lukashenko, sekutu setia Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan peringatan tersebut saat berbicara di sebuah acara bersama para pelajar di ibu kota Minsk pada Hari Jumat.
Ia memperingatkan, serangan terhadap Belarusia akan menjadi "Perang Dunia Ketiga" dan pasukan NATO yang melintasi perbatasannya akan menjadi "garis merah," menurut kantor berita negara, Belta.
Pemimpin Belarusia tersebut mengatakan, doktrin nuklir Rusia telah diamandemen untuk menyatakan, senjata nuklir akan digunakan jika terjadi serangan terhadap salah satu negara.
"Seperti yang saya katakan di forum patriotik (yang diadakan pada tanggal 17 September), serangan terhadap Belarusia akan memicu Perang Dunia III. Baru-baru ini, Vladimir Putin telah mengonfirmasinya, setelah mengubah doktrin nuklir. Serangan terhadap Rusia dan Belarusia akan memicu respons nuklir," kata Presiden Lukashenko, dikutip dari Newsweek 27 September.
"Jika kita menggunakan senjata nuklir, mereka akan melakukan hal yang sama. Dan terhadap Rusia juga. Jadi Rusia akan menggunakan seluruh persenjataannya. Ini akan menjadi perang dunia. Barat tidak menginginkan ini. Mereka tidak siap untuk itu. Kami memberi tahu mereka secara terbuka: garis merah adalah perbatasan negara. Anda menginjaknya, kami akan segera menanggapi. Kami sedang mempersiapkan ini," jelasnya.
Diketahui, Belarusia tidak memiliki senjata nuklir sendiri, tetapi telah menempatkan hulu ledak taktis Rusia di wilayahnya sejak tahun lalu, di tengah perang Moskow yang sedang berlangsung di Ukraina.
Sejak Presiden Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, kekhawatiran akan eskalasi menjadi perang nuklir telah meningkat.
Rabu lalu, Presiden Putin meningkatkan peringatannya dengan mengatakan, Rusia memperluas aturannya untuk penggunaan senjata nuklir, seperti yang dirujuk Presiden Lukashenko.
Ini adalah peringatan terkuat dari pemimpin Rusia sejauh ini, setelah Ukraina diizinkan untuk melancarkan serangan jauh ke wilayah Rusia menggunakan rudal jarak jauh yang disediakan oleh Barat.
Baca juga:
- NATO akan Bentuk Komando Darat Baru Dekat Perbatasan Rusia untuk Pimpin Operasi Pasukan Aliansi di Eropa Utara
- Indonesia Desak Pengakuan Segera Negara Palestina dan Implementasi Resolusi Diakhirinya Pendudukan Israel
- Beri Tahu Menteri Israel, Menlu Blinken Bilang Eskalasi hanya Mempersulit Warga Sipil Kembali ke Rumah
- Pejabat AS Sebut Kapal Selam Bertenaga Nuklir China Tenggelam di Dermaga
Pekan lalu, Rusia juga memperingatkan Barat dan Ukraina tentang "konsekuensi bencana" jika Ukraina bergerak untuk menyerang Belarusia, dengan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengutip aktivitas yang semakin "provokatif" di perbatasan dengan Belarusia.
Belarusia sendiri mulai mengumpulkan pasukan di perbatasannya dengan Ukraina pada Bulan Agustus, mengatakan itu karena kehadiran tentara Ukraina di sekitar perbatasan, meningkatkan ketegangan militer antara kedua negara.
Presiden Lukashenko telah menghindari keterlibatan langsung dalam perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, tetapi telah mengizinkan Putin untuk menggunakan wilayah Belarus sebagai pos persiapan untuk serangan terhadap Kyiv.