Megawati Prihatin Airlangga Mundur dari Ketum Golkar, Khawatir Nasib Demokrasi

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku khawatir dengan langkah Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar. Langkah ini disebut bisa memberikan implikasi sangat luas ke depannya.

Kekhawatiran Megawati ini disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang langsung diminta menemui Presiden ke-5 RI itu usai Airlangga menyatakan mundur pada Minggu kemarin, 11 Agustus.

“Maka Ibu Mega menyatakan prihatin, dan sangat mengkhawatirkan terhadap kehidupan demokrasi ke depan karena implikasinya itu nantinya juga sangat luas,” kata Hasto kepada wartawan yang dikutip pada Senin, 12 Agustus.

Hasto mengatakan Airlangga merupakan komunikator yang ulung. Dia bahkan menyebut banyak kerja sama politik yang sudah terbangun.

“Sehingga ini sangat mengejutkan. Karena ini (masih masanya, red) dalam rangka Pilkada serentak dan muncul kejadian politik yang dari kami (ini merupakan, red) suatu hal luar biasa yang menyentuh aspek kedaulatan partai,” jelas Hasto.

“Dan kemudian tentu saja ini tantangan bagi kita sebagai bangsa, termasuk bagi partai politik. Untuk betul-betul menunjukkan kedaulatan sebagai partai yang mengemban amanah dari rakyat, dan partai itu selalu memiliki mekanisme terkait dengan kepemimpinan,” sambung eks Anggota DPR RI tersebut.

Ke depan, kondisi politik terkini harusnya bisa jadi pengingat. Tak terkecuali bagi PDIP yang sudah punya pengalaman diintervensi saat Orde Baru berkuasa, tegas Hasto.

“Dan ketika watak kekuasaan sudah berbeda di dalam tujuan membangun demokrasi itu, dalam situasi tantangan yang tidak mudah seperti persoalan global, tantangan di Timur Tengah, harga-harga pangan yang naik, persoalan perekonomian kita, tidak adanya supremasi hukum maka kami mengkhawatirkan itu akan membawa dampak yang kurang baik termasuk dalam perekonomian nasional kita, ungkapnya.

Meski demikian, Hasto menegaskan partainya tak mencampuri urusan partai lain. “Sebagai partai politik, PDI Perjuangan tidak campur tangan terhadap rumah tangga partai politik lain. Tetapi tentu saja terhadap apa yang terjadi, itu sangat mengejutkan. Kami prihatin karena kami juga bisa merasakan suasana kebatinan di balik itu,” pungkasnya.