OJK Sumut Sebut Ada 3 Perusahaan akan Melantai di Bursa Tahun Depan

SIMALUNGUN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara (Sumut) mengungkapkan setidaknya ada tiga perusahaan asal Sumut yang akan melakukan penawaran umum perdana melalui initial public offering (IPO).

Kepala OJK Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien menyebut, sejauh ini telah terdapat 11 emiten asal Sumut yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Sampai tahun depan setidaknya ada tiga calon IPO di Sumatera Utara,” ujarnya dalam Media Gathering bertajuk “Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Mendukung Pelindungan Konsumen dan Masyarakat” di Parapat, Sumatera Utara, yang dikutip Sabtu, 10 Agustus.

Ia menyebut ketiga perusahaan tersebut akan melantai pada tahun 2025 dan berasal dari sektor kesehatan, properti dan real estate hingga infrastruktur.

"Bidang pertama itu kesehatan Rumah Sakit, kedua terkait listrik atau air kemudian real estate," beber Khoirul.

Lebih lanjut Khoirul juga memaparkan kinerja pasar modal di Sumatera Utara. Ia menyebut investor di pasar modal terus meningkat, terlihat dari jumlah rekening SID yang semakin bertambah.

Tercatat hingga Mei 2024, jumlah rekening Single Investor Identification (SID) mencapai 592.876 atau naik 15,47 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Terkait kepemilikan saham, Khoirul menyebut kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor di Sumut cenderung menurun disebabkan karena beberapa institusional yang melepas sejumlah saham dalam jumlah signifikan, sementara investor ritel tumbuh cukup tinggi

Sementara jumlah investor per instrumen paling tinggi ditempati oleh reksadana sebesar 558.573 atau naik 16,06 persen, disusul saham sebesar 270.594 atau naik 20,50 persen dan terakhir Surat Berharga Negara (SBN) berjumlah 57.059 atau naik 21,10 persen.

Terakhir, euforia transaksi saham yang terjadi usai pandemi mulai bergerak surut. Hal itu terlihat dari nilai transaksi saham yang melandai sejak akhir 2022. Adapun pada akhir 2023 lalu, total akumulasi transaksi saham dapat melebihi total prapandemi seiring dengan literasi saham yang telah terakselerasi.