Argentina di Olimpiade 2024, Sirkus Sepak Bola dan Sasaran Ejekan

JAKARTA - Tim nasional Argentina melakukan start buruk di Olimpiade 2024. Laga pertama Grup B melawan Maroko di Stadion Geoffroy-Guichard, Saint-Etienne, Rabu, 24 Juli 2024 malam WIB, berakhir dengan kekalahan 2-1. Bahkan timnas Argentina menjadi sasaran cemooh gara-gara ulah rasisme pemainnya.

Hilang sudah kebanggaan Argentina yang meraih gelar ganda. Setelah menjuarai Piala Dunia 2022 dan dilanjutkan dengan Copa America 2024, Argentina seperti meraih kembali kejayaan mereka.

Sang kapten Lionel Messi pun mengukuhkan sebagai the Greatest of All Time alias Goat. Di pengujung kariernya yang panjang, dia akhirnya membawa Argentina menjadi juara dunia dan dua kali meraih gelar Copa America. Trofi yang melengkapi gelar bersama Barcelona, Paris Saint-Germain dan Inter Miami.

Belum lagi penghargaan indivdu Ballon d'Or. Messi masih memegang rekor paling banyak memenangi Ballon d'Or, yaitu sebanyak delapan kali. Dia juga diprediksi bakal memenanginya lagi. Messi bakal mengungguli Vinicius Jr yang membawa Real Madrid meraih gelar Liga Champions dan La Liga Spanyol. Atau Dani Olmo, Nico Williams dan Alvaro Morata yang membawa Spanyol meraih Euro 2024.

Hanya kegemilangan Argentina ternoda dengan ulah rasial para pemain yang merayakan keberhasilan juara. Mereka bernyanyi dengan nada rasisme yang ditujukan kepada tim Perancis. Tim yang dikalahkan Argentina di final Piala Dunia 2022.

Perilaku rasis La Albiceleste mendunia setelah salah satu pemain Enzo Fernandez dengan bangga mengunggahnya di media sosial. Buntutnya, mereka mendapat kecaman. Bahkan insiden itu sampai melebar ke ranah politik global. Pejabat Argentina sampai menyinggung soal kolonialisme Perancis di Afrika.

Ironisnya, tak lama kemudian Argentina berlaga di Olimpiade 2024 yang digelar di Perancis, negara yang sangat multiras. Tim Argentina yang berlaga di cabang sepak bola menjadi musuh bersama. Dunia yang sudah kadung kecewa dengan rasisme pemain Argentina pun diwujudkan di laga pertama melawan Maroko di Stadion Geoffroy Guichard, Saint-Etienne, Rabu, 24 Juli 2024 lalu.

Di pertandingan itu, tim Argentina mendapat cemooh habis. Ironisnya lagi, tim Argentina ditangani Javier Mascherano yang secara terbuka dukungan aksi rasis yuniornya.

Buntutnya saat lagu kebangsaan Argentina dinyanyikan, penonton tak berhenti mencemooh. Hal yang sesungguhnya dilarang saat lagu kebanggaan timnas dikumandangkan. Begitu pula setiap kali pemain Argentina menguasai bola selalu mendapat teriakan dan ejekan.

Di laga itu sendiri diwarnai situasi chaos. Maroko yang pemainnya sudah pasti berkulit hitam justru menguasai permainan dan unggul 2-0 lewat dua gol Soufiane Rahimi. Beruntung, Argentina bisa memperkecil ketinggalan saat Giuliano Simeone mencetak gol.

Hanya saja wasit kemudian memberikan tambahan waktu hingga 15 menit. Dengan injury time yang lama, Argentina masih saja tak bisa mencetak gol. Saat sudah lewat menit 15, wasit asal Swedia Glenn Nyberg tak juga meniup peluit akhir pertandingan. Dan di menit 16, Cristian Medina mencetak gol bagi Argentina.

Skor berubah menjadi 2-2. Tak lama kemudian, suporter Maroko yang merasa kemenangan tim kesayangan dirampok pun tak terima dan masuk lapangan. Akibatnya laga dihentikan selama dua jam.

Pertandingan akhirnya dilanjutkan tanpa penonton dan hanya berlangsung tiga menit. Sebelum pertandingan, wasit meninjau gol Medina lewat VAR. Hasilnya, Medina dinyatakan offside dan golnya dianulir. Maroko yang akhirnya menang 2-1.

Argentina pun menelan pertama di Olimpiade. Meski diperkuat para pemain seperti Nicholas Otamendi, Julian Alvarez dan Geronimo Rulli yang memenangi Copa America, mereka tak berkutik menghadapi Maroko.

Mascherano pun geram dengan keputusan wasit. Menurut dia pertandingan di Olimpiade tak ubahnya sebuah sirkus dan hanya mengundang tawa.

"Kami berada di ruang ganti selama 1,5 jam dan tidak ada yang memberitahu apa yang terjadi dan akan dilakukan," kata Mascherano.

"Kapten Maroko sesungguhnya sudah tak ingin bermain. Kami juga tak ingin melanjutkan pertandingan. Fans pun melempari kami yang ada di lapangan. Ini seperti sirkus besar yang pernah saya lihat dalam hidup ini," ucap dia lagi.

Menurut dia bila gol Media dianulir, sebaiknya pertandingan dilanjutkan sampai selesai. "Bila ada offside saat gol Medina, sebaiknya laga dilanjutkan saja. Kami punya momentum. Menurut saya, pertandingan tak perlu dimainkan selama tiga menit setelah kami menunggu hingga 1,5 jam," kata Mascherano lagi.

Messi pun ikutan berkomentar soal pertandingan pertama Argentina di Olimpiade. Di media sosial, dia menulis "Insolito" yang artinya "sulit dipercaya' atau "tak masuk akal".

Namun dirinya langsung kena mental netizen. Messi dinilai menerapkan standar ganda. "Saat kami minta dia buka suara soal chat rasis Argentina, mulut dia malah terkunci. Kini saat wasit mengambil keputusan yang berlawanan dengan harapan mereka, dia baru buka suara," demikian tulis akun @IgonorMathias.