Kampanye di Charlotte, Trump Serang Kamala Harris: Seperti Biden yang Licik, Dia Tak Layak Memimpin
JAKARTA - Pada kampanye rapat umum pertama sejak Joe Biden membatalkan pencalonan di Pilpres Amerika Serikat (AS), Donald Trump menggalang pendukungnya melawan Wakil Presiden Kamala Harris, mengulas rekam jejaknya dalam bidang imigrasi, layanan kesehatan, dan lingkungan, serta menggambarkannya sebagai kandidat yang "ultra liberal".
"Sama seperti Joe Biden yang licik, Kamala Harris tidak layak memimpin. Dia tidak layak memimpin, dia akan menghancurkan negara kita dalam setahun, negara ini akan hancur," kata Trump saat berkampanye di Charlotte, North Carolina, pada Rabu, 24 Juli waktu setempat.
Ketika menyebut nama Harris puluhan kali sepanjang pidatonya yang berdurasi hampir 1,5 jam, Trump selalu salah mengucapkan nama depannya.
Meskipun Trump sebelumnya sudah menyerukan persatuan setelah upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pria bersenjata pada kampanyenya di Butler, Pennsylvania, dua pekan lalu, Trump mengakhiri kampanye “positif” yang berumur pendek tersebut.
"Mereka adalah orang-orang yang sangat berbahaya – ketika Anda berurusan dengan mereka, Anda tidak bisa bersikap baik. Jika Anda tidak keberatan, saya tidak akan bersikap baik. Bolehkah?" Trump berkata tentang Biden dan Harris, yang diikuti oleh penonton yang bersorak, “Bertarung, bertarung, bertarung.”
Mantan presiden tersebut mengambil ‘kemenangan’ atas keluarnya Biden dari gelanggang Pilpres AS dan menuduh Partai Demokrat mendorongnya keluar dari jabatannya karena rendahnya angka jajak pendapat.
“Seperti yang Anda ketahui, tiga hari lalu, kami secara resmi mengalahkan presiden terburuk dalam sejarah negara kami, Joe Biden yang bungkuk,” kata Trump dilansir ABC News, Kamis, 25 Juli.
"Jadi sekarang kita punya korban baru yang harus dikalahkan. Lyin' Kamala Harris, wakil presiden paling tidak kompeten dan paling kiri dalam sejarah Amerika," kata Trump.
Baca juga:
Pernyataan Trump disampaikan ketika Harris menyerang dia dan pasangannya, Senator Ohio JD Vance, pada Selasa dalam kampanye calon presiden pertamanya di medan pertempuran Wisconsin, mengenai isu aborsi dan Project 2025, cetak biru transisi kepresidenan konservatif yang digawangi oleh Heritage Foundation.
“Kami akan menghentikan larangan aborsi ekstrem yang dilakukan Donald Trump karena kami percaya perempuan dapat mengambil keputusan mengenai tubuhnya sendiri dan tidak meminta pemerintah memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan,” kata Harris yang disambut dengan tepuk tangan meriah.
“Dan ketika Kongres mengesahkan undang-undang untuk memulihkan kebebasan reproduksi, sebagai presiden Amerika, saya akan menandatanganinya menjadi undang-undang,” sambung Harris.
Sepanjang pidato, Trump berusaha untuk menyempurnakan berbagai serangan terhadap Harris, khususnya berfokus pada penanganan masalah imigrasi, yang menurutnya akan mendiskualifikasi Harris dari mencalonkan diri sebagai pejabat tertinggi negara.
“Penghancuran mematikan yang dilakukan Kamala terhadap perbatasan Amerika benar-benar mendiskualifikasinya. Dia bahkan tidak boleh dibolehkan mencalonkan diri sebagai presiden atas apa yang telah dia lakukan,” kata Trump.