Arus Peti Kemas SPTP hingga Juli 2024 Tumbuh 6 Persen

JAKARTA - PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat arus peti kemas pada semester I 2024 sebanyak 5,84 juta teus atau tumbuh 6 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang tercatat 5,51 juta teus.

Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra menyebutkan arus peti kemas tersebut terdiri dari 1,83 juta teus peti kemas internasional dan 4,01 juta teus peti kemas domestik.

“Peti kemas internasional tumbuh 5,76 persen dibandingkan semester 1 tahun 2023 dan peti kemas domestik tumbuh sekitar 6 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

Pertumbuhan arus peti kemas dipengaruhi sejumlah faktor yakni seperti pada anak perusahaan TPS Surabaya terdapat kunjungan kapal peti kemas internasional sebanyak 492 unit dari yang direncanakan sebanyak 465 unit.

Sementara untuk kunjungan kapal peti kemas domestik pada semester I-2024 direncanakan sebanyak 88 kunjungan kapal dan terealisasi sebanyak 117 kunjungan kapal.

Peningkatan arus peti kemas pun terjadi di Kaltim Kariangau Terminal (KKT) karena berkaitan dengan kebutuhan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yakni tumbuh 21 persen dari 96 ribu teus pada semester I-2023 meningkat menjadi 117 ribu teus pada semester I-2024.

“Kami menargetkan arus peti kemas selama 2024 sebanyak 12 juta teus dan kami optimis target tersebut dapat tercapai sejalan peningkatan arus peti kemas di semester I-2024 ini,” ujar Widyaswendra.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menjelaskan upaya kontainerisasi muatan dapat menjadi salah satu upaya PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) untuk meningkatkan pertumbuhan arus peti kemas.

Tak hanya itu, untuk mendukung upaya kontainerisasi SPTP perlu melakukan pembenahan di sejumlah pelabuhan khususnya di wilayah timur Indonesia.

Di sisi lain, upaya untuk meningkatkan arus peti kemas luar negeri dapat dilakukan dengan penyediaan terminal yang berfungsi sebagai transshipment hub.

Meski demikian, Siswanto menilai perlu dilakukan kajian yang menyeluruh bersama semua pihak termasuk pemerintah untuk menciptakan ekosistem yang kuat mulai dari kemudahan bunker, lokasi berlabuh, sistem keuangan dan pembayaran, pemanduan dan penundaan kapal.

“Ini sangat dibutuhkan dalam mewujudkan transhipment hub internasional yang dimimpikan. Sudah saatnya Pelindo memperluas portofolio pengelolaan terminal peti kemas untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu,“ kata Siswanto.