Warga Keluhkan Macet, Pemprov DKI Akui Pembangunan Saluran Air di Cipulir Belum Bisa Rampung Akhir Tahun

JAKARTA - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin mengaku proyek pembangunan saluran air di Kawasan Cipulir, Jakarta Selatan belum dapat rampung akhir tahun ini.

Padahal, sebelumnya Dinas SDA menargetkan proyek dengan metode jacking yang dimulai dari simpang Jalan Seskoal melewati Jalan Ciledug Raya, sampai Pasar Cipulir tersebut bisa selesai akhir November mendatang.

"Ini berpotensi tidak selesai di akhir 2024 karena ada proses jacking. Itu ngga mudah," kata Ika dalam rapat kerja Komisi D DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Juli.

Ika mengakui pekerjaan pembangunan saluran air di Jalan Ciledug Raya tersebut menambah volume kemacetan dari sebelumnya sehingga dikeluhkan masyarakat.

Hanya saja, Ika menyebut molornya pekerjaan galian jalan itu tidak dapat dihindari. Sebab, di area tersebut, juga sedang dilakukan pembanguan rumah pompa.

Ditambah, Dinas SDA baru selesai mengumumkan lelang pelaksana konstruksi bulan ini. Pembangunan saluran air secara jacking, ditambah pembangunan ruma pompa, diakui Ika tidak mudah dilakukan.

"Jadi nanti genangan di kawasan Cipulir kami tampung dulu di storage bawah jalan. Dinas SDA sekarang membangun storage-nya di bawah jalan karena sudah enggak ada space lahan lagi. Kemudian dipompa ke Kali Pesanggrahan," jelas Ika.

Pembangunan saluran air di Jalan Ciledug Raya, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan membuat kemacetan semakin menjadi. Saat kepadatan terjadi, kecepatan kendaraan yang melintas tak lebih dari 10 kilometer/jam atau berjalan pelan.

Proyek pembangunan saluran air itu memakan badan jalan, sehingga kendaraan hanya dapat melintas satu jalur untuk arah Tangerang menuju Jakarta.

Terlebih masih ada angkutan umum (angkot) yang berhenti di bahu jalan menunggu penumpang sambil menutupi jalan.

Kepala Seksi Lalin Jalan Suku Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Selatan Prisno Jogiara menyebut pihaknya bersama polisi lalu lintas berkoordinasi untuk melakukan rekayasa lalu lintas pada jam sibuk.

“Kita selalu dengan Polantas. Cipulir itu hasil rapatnya yang seharusnnya 2-2 barat-timur (sebaliknya),” kata Prisno di Kantor Administrasi Jakarta Sekatan, Senin, 22 Juli.

“Akhirnya kita memutuskan rekayasa lagi, membuat contraflow, sehingga di pagi hari tidak cukup padat menuju Jakarta. Itu kita lakukan di sisi selatan contraflow, jadi yang keluar Jakarta 1 lajur. Yang kita tambahin akan masuk ke DKI (Jakarta),” tambahnya.