Aktivitas Pelabuhan Non Petikemas Pelindo Dipantau Realtime, Kapal Kargo Tak Bisa Lama-lama Bongkar Muat
JAKARTA - Subholding Pelindo Multi Terminal, PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) bisa memantau langsung pergerakan kapal bongkar muat di pelabuhan non-petikemas yang dikelolanya secara realtime.
Dengan begitu, kapal kargo tidak bisa lagi berlama-lama sandar untuk proses tersebut.
Direktur Utama SPMT Ari Henryanto menjelaskan, bahwa digitalisasi yang memantau langsung pergerakan kapal ini menjadi sebuah transformasi yang dijalankan sesuai dengan langkah induk perusahaan, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).
“Jadi nanti kargo di hari ini posisi bisa berapa yang dibongkar atau yang dimuat ketahuan posisinya. Ini merupakan salah satu hal yang perlu kita hadirkan di seluruh terminal kita,” ujar Ari, di Jakarta, Rabu, 3 Juli.
Melalui digitalisasi tersebut, Ari bilang yang jadi perhatiannya adalah waktu kedatangan hingga keberangkatan kapal angkut (port stay) di pelabuhan non-petikemas.
Menurut Ari, dengan transformasi digital yang dilakukan tersebut berhasil mencatatkan kinerja lebih baik.
“Port stay di sini jauh lebih baik, jauh lebih baik, apapun ceritanya, port stay sama cargo stay zaman dulu itu tidak ada namamya pengawasan by system. Jadi, masing-masing terminal itu mengerjakan sesuai dengan kebiasaan yang ada di lingkungan masing-masing,” jelasnya.
Ari bilang, aktivitas di pelabuhan bisa dipantau langsung bahkan dari jarak yang jauh, seperti kantor pusat SPMT.
Sehingga ketika ada kapal yang terlalu lama dari waktu normal, petugas di lapangan akan melakukan interupsi untuk segera menyelesaikan proses bongkar muat.
“Sekarang dipaksa oleh sistem, proses bisnis dan seterusnya yang bisa dimonitor oleh kantor pusat. Jadi seperti kelihatan nih kapal kosong, kita telpon, kita dorong, itu pemilik kontrol kita telepon, dan yang kontrol akan menginterupsi di lapangan untuk segera melakukan bongkar muat,” jelasnya.
Di samping itu, Ari mengungkapkan ada beberapa jenis kargo yang jadi andalan. Mulai dari batu bara, pangan, hingga pakan. Serta, minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
“Andalan ktia adalah ada dua, curah kering dalam bentuk bisa batu bara, bisa pangan, bisa pakan, andalan kita itu dan CPO posisinya. Termasuk juga kendaraan, kendaraan juga andalan kita,” ucapnya.
Baca juga:
Ari pun menargetkan proses bongkar muat dari jenis-jenis kargo tersebut bisa meningkat dari tahun lalu. Namun sayangnya, dia belum bisa mengungkapkan angka pasti pelayanan kargo non-petikemas untuk periode 2024 ini.
“Target kita setahun di dalam setahun 2024 itu yang pasti adalah lebih tinggi dari tahun kemarin posisinya, dan tahun ini kita operate tambahan ada empat terminal juga,” jelasnya.