Korban Tewas Banjir di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang, Puluhan Lainnya Masih Terdampar
JAKARTA - Korban tewas akibat banjir di Negara Bagian Rio Grande do Sul, Brasil selatan pada Hari Selasa bertambah jadi 90 orang, sementara banyak korban terdampak yang kesulitan mencari makanan dan persediaan dasar.
Di pinggiran Eldorado do Sul, 17 kilometer dari ibu kota negara bagian Porto Alegre, banyak orang yang meninggalkan rumah mereka tidur di pinggir jalan dan mengatakan mereka kelaparan. Seluruh keluarga berangkat dengan berjalan kaki, membawa barang-barang di ransel dan kereta belanja.
"Kami sudah tiga hari tanpa makanan dan kami baru mendapat selimut ini. Saya bersama orang-orang yang bahkan tidak saya kenal, saya tidak tahu di mana keluarga saya berada," kata seorang pemuda kepada Reuters, seperti dikutip 8 Mei.
Banjir telah menghambat upaya penyelamatan, menyebabkan puluhan orang masih menunggu untuk dievakuasi dengan perahu atau helikopter dari rumah mereka yang terkena bencana. Perahu-perahu kecil melintasi kota yang banjir untuk mencari korban yang selamat.
Badan Pertahanan Sipil negara bagian mengatakan, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 90 dengan empat kematian lainnya sedang diselidiki, sementara 131 orang masih belum ditemukan dan 155.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Hujan deras yang dimulai minggu lalu telah menyebabkan sungai meluap, menggenangi seluruh kota dan menghancurkan jalan serta jembatan.
Di Porto Alegre, kota berpenduduk 1,3 juta jiwa yang terletak di tepi Sungai Guaiba, jalan-jalan di pusat kota terendam air.
Sementara itu, rak-rak supermarket yang kosong dan pompa bensin yang tutup, dengan toko-toko yang menjatah penjualan air mineral. Pemerintah kota mendistribusikan air dengan truk ke rumah sakit dan tempat penampungan.
Banjir juga berdampak pada layanan air dan listrik, dengan lebih dari 1,4 juta orang terkena dampaknya secara keseluruhan, menurut Pertahanan Sipil Brasil.
Hampir setengah juta orang hidup tanpa aliran listrik di Porto Alegre dan kota-kota sekitarnya, akibat perusahaan listrik memutus pasokan demi alasan keamanan di lingkungan yang dilanda banjir. Operator jaringan listrik nasional ONS mengatakan, lima bendungan pembangkit listrik tenaga air dan jalur transmisi ditutup karena hujan lebat.
Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan dalam program televisi pemerintah bahwa tingkat kerusakan tidak akan diketahui sampai air surut. Dia menjanjikan bantuan federal untuk negara bagian tersebut dalam bencana iklim terburuk yang pernah ada.
Baca juga:
- Hamas Peringatkan Tidak akan Ada Kesepakatan Gencatan Senjata Jika Israel Lanjutkan Agresi di Rafah
- Serangan ke Rafah Puncak Kejahatan Kemanusiaan, Indonesia Desak DK PBB Hentikan Kejahatan Brutal Israel
- Janji Terus Berjuang di Hari Pelantikan Putin, Janda Pemimpin Oposisi Rusia: Negara Tidak Memiliki Perdamaian atau Kebebasan
- Isreal Tutup Penyeberangan Utama Mesir-Palestina, Badan PBB: Kelaparan di Gaza Sulit Dicegah
Selain menghancurkan infrastruktur penting, hujan lebat dan banjir telah menyebabkan ladang biji-bijian terendam air dan membunuh ternak, mengganggu panen kedelai dan menghentikan pekerjaan di beberapa pabrik daging.
Pelabuhan Rio Grande beroperasi normal, kata otoritas pelabuhan negara bagian tersebut. Sebagai pelabuhan utama ekspor biji-bijian, kota ini tidak terpengaruh oleh kenaikan permukaan laguna Laguna dos Patos yang menjadi tempat mengalirnya Sungai Guaiba.
Namun, akses jalan utama tidak dapat dilalui, sehingga mengganggu pengiriman biji-bijian ke pelabuhan karena truk harus mengambil jalan memutar yang lebar, kata para eksportir.