Titik Banjir-Longsor di Sulsel Diperkirakan Diguyur Hujan Lagi, BNPB Pertimbangkan Modifikasi Cuaca
SULSEL - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempertimbangkan penggunaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk memudahkan upaya penanganan dampak bencana banjir disertai tanah longsor di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, analisa cuaca dalam sepekan ke depan diprakirakan hujan intensitas sedang hingga lebat akan mengguyur sejumlah wilayah yang terdampak banjir dan tanah longsor, seperti Kabupaten Luwu, Soppeng, Enrekang, dan wilayah Sulsel lainnya.
Potensi hujan berintensitas sedang-lebat atau 150- 200 mm lebih yang berpotensi melanda Sulawesi Selatan tidak lepas dari hasil analisa BMKG yang melaporkan adanya pembentukan bibit siklon tropis di bagian Selatan Laut Banda.
BNPB menilai kondisi cuaca yang demikian akan semakin menyulitkan upaya penanganan dampak bencana di Sulsel. Mulai dari pendistribusian bantuan logistik hingga evakuasi korban yang sejauh ini mengandalkan armada helikopter, karena akses darat belum bisa dilalui, khususnya kondisi ini terjadi di Kabupaten Luwu.
Oleh karena itu, menurut dia, operasi TMC yang berfungsi untuk mengurangi atau menggeser potensi awan hujan dari Sulsel ke daerah lain akan dipertimbangkan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BMKG, BRIN, TNI dan pihak lainnya, tinggal tunggu, bila memang dibutuhkan TMC, pemerintah daerah akan mengajukannya," kata Abdul di Jakarta, Selasa 7 Mei, disitat Antara.
Operasi TMC dinilai cukup efektif untuk menurunkan potensi hujan dari suatu daerah, menurut dia, hal demikian terbukti berdasarkan pengalaman penanganan dampak bencana banjir di Demak-Kudus, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Kabupaten Luwu menjadi daerah yang dilaporkan mengalami dampak banjir disertai tanah longsor paling besar dibandingkan daerah lain, pada Jumat 3 Mei dini hari.
Baca juga:
BNPB mencatat setidaknya hingga Minggu 5 Mei, sebanyak 3.479 keluarga korban bencana yang notabene sangat membutuhkan bantuan logistik di wilayah itu.
Masing-masing korban tersebar di 54 desa yang berada dalam 12 kecamatan, yakni Kecamatan Latimojong, Suli, Suli Barat, Ponrang Selatan, Ponrang, Bupon, Larompong, Larompong Selatan, Bajo, Bajo Barat, Kamanre, Belopa, dan Kecamatan Belopa Utara
Karena kondisi medan yang berbukit dan akses darat belum terbuka, bantuan logistik berupa makanan dan obat-obatan seberat satu ton untuk korban bencana ke Desa Pajang, Latimojong, Luwu, menjadi bantuan pertama yang berhasil disalurkan menggunakan Helikopter Carakal H-225M milik TNI Angkatan Udara sejak bencana terjadi.