Inggris Beri Dukungan Indonesia untuk Bergabung ke CPTPP

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Negara Inggris Untuk Indo-Pasifik pada Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan, Anne-Marie Trevelyan dengan menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung ke dalam The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP) atau perjanjian komprehensif dan progresif untuk kemitraan Trans-Pasifik. 

CPTPP atau dikenal TPP-11 karena beranggotakan 11 negara, sebuah perjanjian perdagangan antara Australia, Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.

Adapun perjanjian ini merupakan perkembangan dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang tidak pernah diratifikasi karena penarikan diri Amerika Serikat. 

Selain itu, Sebelas anggota tersebut memiliki ekonomi yang mewakili 13,4 persen dari produk domestik bruto global atau sekitar 13,5 triliun dolar AS. Adapun, CPTPP sebagai salah satu area perdagangan bebas terbesar di dunia berdasarkan PDB. 

Airlangga menyatakan partisipasi Indonesia aktif dalam ber-bagai fora dan perjanjian internasional seperti, G20, ASEAN, RCEP, APEC, IORA, IPEF akan semakin membuka peluang kerjasama saling menguntungkan dan mendorong investasi. 

“Dari hasil tinjauan awal terhadap aturan 30 Bab CPTPP, sekitar 70 persen aturan domestik sudah selaras,” ungkap Airlangga dalam keterangannya, Rabu, 1 Mei. 

Menurut Airlangga hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menyelesaikan proses aksesi dengan mudah. 

Pada akhir Maret 2024 yang lalu, Inggris telah setuju untuk bergabung dengan blok perdagangan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

Ini adalah kesepakatan perdagangan Inggris yang terbesar sejak Brexit, dan dengan bergabung ke CPTPP akan menempatkan Inggris di pusat kelompok ekonomi Pasifik yang dinamis dan berkembang. 

Adapun, pengalaman Inggris dalam bergabung dengan CPTPP akan menjadi sumber pembelajaran bagi Indonesia. 

Sebagai negara besar dengan modalitas yang kuat, Indonesia harus mengambil kesempatan kerjasama yang luas untuk mendorong ekonomi domestik makin kuat. 

Saat ini Indonesia tengah memulai proses aksesi keanggotaan OECD dengan dukungan 38 negara termasuk Inggris. 

Menteri Anne menegaskan bahwa Inggris mendukung niat Indonesia bergabung menjadi anggota OECD, klub negara maju dan CPTPP. 

“Kami siap berbagi pengalaman dan membantu menjalani proses aksesi,” ungkap Anne. 

Anne menyarankan untuk membangun kesamaan pandangan, melibatkan bisnis untuk me-manfaatkan perjanjian perdagangan dan mendapatkan nilai tambah dalam jangka panjang.