Ada Ratusan Hektare Sawah Padi Varietas Unggul di Situbondo Siap Panen
SITUBONDO - Ada seratusan hektare sawah dengan padi varietas unggul baru BK 01 dan 02 agritan siap panen pada bulan April sampai dengan Juli tahun ini atau pada musim tanam dua (MT-II). Data ini disebut Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo Dadang Aries Bintoro menyebut seratusan hektare padi BK Situbondo 01 dan BK 02 agritan untuk April 2024 saja yang siap panen ada puluhan hektare.
"Padi BK 01/02 yang siap panen pada bulan ini tersebar di beberapa wilayah, yakni di Desa Kalibagor 10 hektare dan di Kecamatan Kapongan sebanyak 10 hektare," katanya di Situbondo, Jawa Timur, dilansir ANTARA, Sabtu, 20 April.
Selanjutnya, padi BK 01/02 siap panen pada bulan Mei, Juni dan Juli tersebar di Desa Ketowan (Kecamatan Arjasa) ada 15 hektare, Desa Lamongan (Kecamatan Arjasa)10 hektare, Desa Talkandang (Kecamatan Situbondo) 10 hektare.
Dan di Desa Wringinanom (Kecamatan Panarukan) ada 20 hektare serta 40 hektare di Desa Demung (Kecamatan Panarukan).
"Insya-Allah ketika panen padi BK 01/02 ini Bapak Bupati akan mengundang tamu dari Pemprov Jatim, atau dari Kementerian Pertanaian," katanya.
Baca juga:
Dadang menambahkan, padi BK 01/02 khusus untuk pembenihan yang ditanam di lahan Perkebunan Banongan Kecamatan Asembagus (kebun milik Pemda) juga akan dipanen pada Juni dan Juli 2024.
Sementara itu, Bupati Situbondo Karna Suswandi mengapresiasi kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dalam mensukseskan program penanaman dan pembibitan padi BK 01 dan 02 agritan.
"Saya juga merasa senang karena minat petani untuk menanam padi BK sangat luar biasa. Tentu kami terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para petani," katanya.
Padi BK 01 dan 02 agritan bukanlah padi hibrida, sehingga hasil panennya bisa juga dijadikan sebagai bibit padi dan ini merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki padi BK.
Padi BK 01/02 ini juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani karena produksinya terendah 6,5 ton per hektare, artinya masih di atas rata-rata, dan bahkan ada yang mencapai 10 ton per hektare.