Guguran Abu Vulkanik Gunung Ruang Belum Reda, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) memantau abu vulkanik masih mengganggu wilayah udara di sekitar Gunung Ruang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara pada hari ini.
Sampai hari ini, otoritas bandara masih menutup operasional Bandara Internasional Sam Ratulangi di Kota Manado yang berjarak sekitar kilometer dari Gunung Ruang untuk sementara waktu.
"BNPB memonitor penutupan bandara diperpanjang hingga hari ini, Jumat, pukul 06.00–18.00 WITA," kata Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat, 19 April.
Berdasarkan dasbor sistem informasi pemantauan gunung api, lanjut Abdul Muhari, Gunung Ruang terlihat jelas hingga tertutup kabut pada hari ini. Tampak asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak gunung. Cuaca berawan dan angin lemah ke arah selatan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), telah menetapkan status aktivitas vulkanik Gunung Ruang pada level tertinggi atau IV (Awas) pada 17 April 2024, pukul 21.00 Wita.
Sementara itu, distribusi abu vulkanik Gunung Ruang terpantau hingga Kabupaten Minahasa Utara pada Kamis, 18 April. Sejumlah wilayah kecamatan terdampak abu vulkanik, di antaranya Kecamatan Likupang Barat, Wori, Likupang Timur dan Likupang Selatan.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Utara mengimbau warga untuk menggunakan masker dan tetap tenang, khususnya dalam menyikapi informasi hoaks," ungkap dia.
Pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) disebutnya juga telah mengaktifkan pos komando yang berada di Desa Apengsala. Des aini berjarak 15 km dari Gunung Ruang.
"Pascaerupsi eksplosif, jaringan listrik dan komunikasi lumpuh di Kampung Laing Patehi yang berada di Pulau Ruang. Sedangkan di Desa Lumbo di Pulau Tagulandang, kondisi jaringan komunikasi tidak berfungsi secara optimal," ujar Abdul Muhari.
Pengungsian yang telah didata BPBD berada di Pulau Tagulandang berjumlah 272 KK atau 838 jiwa. Mereka yang berasal dari Desa Laingpatehi berjumlah 166 KK (506 jiwa) dan Desa Pumpente 106 KK (332 jiwa).
Baca juga:
Sementara itu, evakuasi warga juga dilakukan pada masyarakat yang berada di Pulau Tagulandang, khususnya di sisi barat yang berhadapan dengan Pulau Ruang.
"Pendataan masih terus dilakukan oleh pemerintah daerah, dengan data sementara berjumlah 6.045 jiwa. Mereka berasal dari Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara," pungkasnya.