Lewat Pompanisasi, Mentan Ingin Produktivitas Pertanian Jatim Meningkat demi Tekan Impor Beras

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus mengupayakan peningkatan luas tanam dan produktivitas pertanian di Provinsi Jawa Timur (Jatim) melalui sistem pompanisasi demi menekan impor beras.

“Ini kita pasang pompa sehingga yang tadinya tanam satu kali bisa jadi tiga kali, artinya kita bisa capai nanti, dari Jawa Timur saja target kenaikan mencapai 2 juta ton minimal 1 juta ton itu bisa menutupi 50 persen impor (beras) kita hanya dari satu provinsi,” kata Amran mengutip Antara.

Dia menyampaikan, Apel Siaga tersebut ditujukan untuk meningkatkan luas tanam dan produksi pertanian melalui kegiatan pompanisasi.

Mentan Amran menyebut pompanisasi ini merupakan solusi cepat dan tepat dalam menangani pertanian dampak fenomena El Nino.

“El Nino memiliki dampak signifikan bagi sektor pertanian. Dampak besar yang jelas terlihat adalah penurunan produksi pangan terutama beras secara nasional di tahun 2023,” ujar Amran dalam keterangan resmi di Jakarta.

Mentan juga mengatakan pompanisasi akan memberi dampak positif dalam memenuhi target produksi untuk kebutuhan pangan nasional tahun ini.

“Pompa ini solusi cepat untuk menangani El Nino, karena pompa ini bisa membantu petani menanam dan berproduksi secara cepat dan maksimal, kalau kita bangun sawah baru itu butuh satu, dua bahkan tiga tahun, tapi kalau pompanisasi ini bisa meningkatkan produksi secara cepat” terang Mentan.

Lebih lanjut Amran menuturkan sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional, Provinsi Jawa Timur memiliki kurang lebih seluas 380.000 hektare lahan tadah hujan.

Oleh karena itu, Amran optimistis sistem pompanisasi mampu memaksimalkan penanaman padi di lahan 380.000 hektare tersebut. Dengan begitu Jawa Timur dipastikan dapat menutupi 50 persen kebutuhan beras nasional yang beberapa tahun belakangan ini dipenuhi dari impor.

Amran menambahkan Kementerian Pertanian telah mengalokasikan 3.700 unit pompa air yang akan disebar ke 21 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Bantuan pompa tersebut senilai Rp113,9 miliar dengan cakupan area yang diairi diperkirakan seluas 60.165 hektare.

Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan bahwa provinsi tersebut masih mempertahankan posisi sebagai produksi padi terbesar di Indonesia.

Adhy menyebut di tahun 2020-2023 tercatat kontribusi Jawa Timur mencapai 17,9 persen terhadap produksi padi nasional. Dengan pencapaian produksi padi tahun 2023 sebesar 9,7 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 5,6 juta ton beras.

“Tahun ini karena dampak El Nino berpengaruh signifikan terhadap sektor pertanian, menyebabkan pola tanam dan pola produksi pertanian di Jawa Timur berubah, tetapi hari ini kita diberikan bantuan yang cukup banyak 3.700 buah pompa air, dengan adanya pomponisasi ini, kami yakin persoalan air dapat terpenuhi,” kata Adhy.