Perintah Luhut: Infrastruktur di Yogyakarta Harus Rampung pada 2024, termasuk Penanganan Banjir di Bandara YIA
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar pembangunan infrastruktur di di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bisa rampung pada 2024 mendatang.
"Kita perlu mengusahakan agar pembangunan-pembangunan ini dapat selesai tahun 2024, sekalipun nantinya memerlukan pengembangan lebih lanjut. Saya berpesan agar pembangunan infrastruktur harus mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan tetap menjaga lingkungan," kata Menko Marves Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Green Infrastructure, Pengembangan Wilayah, dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur di DI Yogyakarta, dikutip dari Antara, Jumat 5 Maret.
Ada sejumlah proyek infrastruktur yang tengah dikebut penyelesaiannya. Pertama, pengendalian banjir di sekitar Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) yang disebabkan kapasitas saluran drainase di kawasan bandara tidak mampu menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang.
Proyek tersebut diharapkan mampu melindungi dan mengamankan kawasan strategis YIA dari banjir seluas 600 hektare serta kawasan pertanian dan pemukiman seluas 2.000 hektar. Selain itu, diperlukan penyediaan alternatif moda transportasi untuk menuju ke bandara YIA, yaitu kereta api bandara.
Kedua, proyek jalan di antaranya Jalan Tol Jogja-Bawen, Jalan Tol Solo-Jogja-Kulon Progo, Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), Jalan Temon (Kulon Progo)-Borobudur, dan Jalan Prambanan-Gading yang diharapkan dapat mengefisiensikan waktu tempuh, menjadi konektivitas antarkawasan strategis pariwisata nasional di Yogyakarta dan sekitarnya, mendukung pertumbuhan dan membangkitkan ekonomi, juga mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ketiga, proyek Pelabuhan Perikanan (PP) Tanjung Adikarto yang didesain dapat memuat 400 kapal dengan 5 ribu nelayan setiap tahunnya dengan produksi tangkapan sebesar 27,4 ribu ton per tahun atau senilai Rp276 miliar per tahun.
Pelabuhan itu dikerjakan sejak tahun 2000 dan sudah selesai tahun 2014, tetapi belum beroperasi akibat sedimentasi pasir yang menutupi pintu alur masuk pelabuhan.
Baca juga:
- Konglomerat Chairul Tanjung Bertanya ke Luhut: Kenapa Selalu China, Pak?
- Konglomerat Chairul Tanjung Bertanya ke Luhut: Kenapa kok Ada Anggapan Luhut Lagi Luhut Lagi?
- Chairul Tanjung Sarankan Beri Masyarakat Voucher Wisata, Luhut: Saya Sudah Bicara ke Sandiaga Uno, Kerja Bagus Dia
- Luhut Minta Jatah 30 Juta Vaksin Sinopharm, Menlu China: Oke Brother
Proyek keempat, yaitu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional, diantaranya Kamijoro, Kartamantul dan Banyusoco yang memerlukan dukungan pemerintah pusat untuk pengelolaan sebagian unit produksi dan jaringan distribusi, serta dukungan untuk unit air baku agar dapat beroperasi pada tahun 2025.
Kelima, yakni penyelesaian revitalisasi tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Nantinya, TPA itu akan melayani area kawasan perkotaan Yogyakarta, termasuk Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul.
Proyek keenam ialah penataan Kawasan Aerotropolis, Kawasan Stasiun Tugu, Kawasan Stasiun Lempuyangan, dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Gunung Merapi.
Menurut Luhut, dengan didukung oleh alam yang indah, DI Yogyakarta memiliki banyak potensi pariwisata, seperti Bukit Menoreh di Kulon Progo dan persawahan di sepanjang Pantai Selatan. Potensi-potensi wisata tersebut perlu dimanfaatkan secara lestari.
"Kemenko Marves akan terus mendukung pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata di DIY," pungkas Luhut.