Platform DeFi Prisma Finance Diretas, Kerugian Capai Miliaran Rupiah
JAKARTA - Insiden peretasan kembali menerpa industri kripto. Prisma Finance, platform keuangan terdesentralisasi (DeFi), mengalami serangan siber yang mengakibatkan kerugian signifikan. Cyvers, platform keamanan Web3, pertama kali mendeteksi transaksi mencurigakan yang mengindikasikan kerugian awal diperkirakan $9 juta (sekitar Rp142,65 miliar). Serangan ini diduga dibiayai melalui bursa kripto FixedFloat.
PeckShield, firma keamanan blockchain, mengkonfirmasi serangan tersebut, mengidentifikasi Prisma mkUSD dan wrapped stETH di antara aset yang dicuri. Cyvers mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan, dengan pelaku menggunakan FixedFloat untuk membiayai operasinya sebelum mengerahkan kontrak jahat.
Prisma Finance Hentikan Operasi Pasca-Serangan
Menanggapi eksploitasi ini, Prisma Finance mengakui pelanggaran tersebut dan sementara waktu menghentikan operasi protokol serta meluncurkan penyelidikan atas keparahan insiden. Sebagai respons terhadap eksploitasi, Prisma menyarankan pengguna untuk mencabut semua koneksi untuk mengurangi potensi kerugian dana.
Pelaku telah mulai menukar dana curian ke Ether, dan serangan masih berlangsung, seperti yang dicatat oleh PeckShield. Total kerugian telah meningkat menjadi sekitar $11,6 juta (sekitar Rp183,86 miliar), mendorong peringatan kepada pemilik vault untuk tetap waspada terhadap potensi penipuan.
Baca juga:
Insiden ini menambah daftar panjang serangan siber dalam industri kripto, dengan lebih dari $200 juta (sekitar Rp3,17 triliun) hilang akibat peretasan dan penarikan rugi di tahun 2024 melintasi 32 insiden individu hingga 29 Februari, menurut firma keamanan blockchain Immunefi. Kejadian-kejadian semacam ini terus mengikis kredibilitas industri mata uang kripto. Baru-baru ini, sebuah proyek game di Blast juga kehilangan lebih dari $62 juta (sekitar Rp982,3 miliar) karena masalah teknis.
Serangan terhadap Prisma Finance ini menyoroti kerentanan yang ada dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi. Meskipun teknologi blockchain menawarkan banyak keuntungan, insiden ini menunjukkan bahwa masih ada celah keamanan yang perlu ditangani. Analisis lebih lanjut dan langkah-langkah pencegahan akan menjadi kunci untuk meminimalisir risiko serangan serupa di masa depan.