Erick Thohir Ingatkan Bos-bos BUMN soal Target Setoran Dividen Rp85 Triliun

JAKARTA - Menter Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengingatkan para direktur utama perusahaan pelat merah untuk dapat menyetorkan dividen tahun buku 2024. Adapun target yang dipasang tahun ini yakni sebesar Rp85 triliun.

Adapun target yang dipasang di tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan setoran dividen BUMN sepanjang tahun 2023 yakni Rp81 triliun.

“Negara membutuhkan lebih. Karena itu, saya sore hari tadi bertemu para dirut-dirut (direktur utama) mengingatkan tahun depan dividennya harus naik lagi Rp85 triliun,” ujar Erick dalam acara Awarding Night BCOMSS 2024, di Tenis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Maret.

Seiring dengan target tersebut, Erick bilang proses transformasi perusahaan pelat merah tetap terus didorong. Karena itu, perusahaan pelat merah tetap diminta untuk terus melakukan transformasi.

Lebih lanjut, Erick bilang transformasi yang dimaksud baik dari sisi model bisnis maupun sikap adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi ke depan.

Sebelumnya, Erick mengaku optimistis target dividen BUMN sebesar Rp85 triliun bisa tercapai disisa masa jabatannya yang akan berkahir di Oktober mendatang.

“Dividen tertinggi sepanjang sejarah Rp81 triliun dan akan terus kita tingkatkan tahun depan kalau bisa Rp85 triliun,” ujarnya, ditemui di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Selasa, 13 Februari.

Lebih lanjut, Erick bilang capaian dividen ini merupakan bukti perusahaan negara bisa berkontribusi pada pendapatan negara. Kata Erick, dividen tersebut didukung dengan berbagai transformasi yang dilakukan.

“Kita sudah melakukan transformasi yang luar biasa. Bisa lihat dari data-data, dulu aset kita Rp6.000 triliun. Dalam 3,5 tahun aset kita sudah Rp10.000 triliun. Ini luar biasa,” tuturnya.

Bahkan pada saat pandemi COVID-19 yang membuat seluruh dunia mengalami krisis kesehatan yang berdampak pada perekonomian negara, Erick mengatakan BUMN justru berhasil meraup keuntungan.

“Kalau kita lihat dulu COVID-19 profit Rp13 triliun, sekarang Rp250 triliun,” katanya.