RI Kembali ke Peta Migas Global Setelah Temuan Geng North dan Layaran
JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan, Indonesia kembali masuk dalam peta industri hulu minyak dan gas global.
Hal ini ditandai dengan penemuan dua lapangan migas rakasa sehingga kembali menggairahkan iklim investasi Indonesia.
“Kita berhasil kembali ke dalam peta industri hulu migas global, melalui 2 penemuan besar di dunia yaitu Geng North dan Layaran. Ini adalah penemuan terbesar di Indonesia sejak penemuan Lapangan Abadi pada tahun 2000. Kita harus memaksimalkan momentum ini dengan mengeksplorasi lebih banyak peluang dan mengubahnya menjadi produksi yang akan bermanfaat bagi investor dan ekonomi Indonesia,” ujar Dwi yang dikutip Senin 5 Januari.
Dwi mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam mencapai target produksi minyak saat ini ialah KKKS masih fokus dalam mempertahankan penurunan alamiah dari lapangan yang ada. Sedangkan untuk mengubah cadangan menjadi produksi juga terkendala oleh masalah POD mangkrak dan proyek yang tertunda.
“SKK Migas membutuhkan komitmen KKKS untuk melaksanakan POD dan menyelesaikan proyek tepat waktu. Sedangkan untuk gas, kami juga perlu mengatasi tantangan berupa keterlambatan proyek dan serapan yang dari pembeli,” ujarnya.
Asal tahu saja, Geng North terletak di di Blok North Ganal, Kalimantan Timur yang ditemukan oleh perusahaan migas asal Italia, ENI pada 2 Oktober 2023.
Baca juga:
Dwi menjelaskan, untuk mengesplorasi satu sumur diperlukan biaya setidaknya 100 juta dolar AS karena terletak di lepas pantai.
"Untuk 1 sumur makan biaya 100 juta dolar AS karena offshore dan estimasi hidrokarbon inplicitnya adalah 5,3 TCF gas dan 380 juta barel minyak," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI yang dikutip Jumat, 1 Desember.
Dwi menambahkan, berdasarkan rencana pengembangan ENI menargetkan akan mempercepat pengembangan Geng North dengan mengadposi apa yang sudah dilakukan di lapangan migas di Mesir.
"InsyaAllah akan dilaksanakan dalam 3 tahun, jadi targetnya 2027 atau 2028 sudah on stream," imbuh Dwi.
Sedangkan sumur eksplorasi Layaran-1 ditemukan oleh Mubadala Energi, perusahaan migas asal Uni EMirat Arab dan diketahui memiliki potensi 6 triliun kaki kubik (TCF).
Lapangan ini terletak di Wilayah Kerja South Andaman.
Dwi mengatakan, di sumur tersebut ditemukan kolom gas (gas column) yang luas dengan ketebalan lebih dari 230 meter di Oligocene sandstone reservoir.
Akuisisi data lengkap termasuk wireline, coring, sampling dan production test (DST) telah dilakukan. Sumur dengan sukses mengalirkan kualitas gas yang sangat baik dengan kapasitas 30 mmscf/d.
Penemuan cadangan gas (gas resources discovery) besar ini adalah sejalan dengan target Pemerintah Indonesia untuk mencapai target produksi minyak bumi sebesar 1 Juta Barel per Hari (BOEPD) dan gas bumi sebesar 12 Miliar Gas Standar Kaki Kubik per Hari (BSCFD) di tahun 2030.