Airlangga Targetkan 19 Juta Orang Ikut Program Kartu Prakerja hingga Akhir 2024
JAKARTA - Pemerintah mentargetkan sebanyak 19 juta orang mengikuti program pelatihan kartu Prakerja 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak seluruh stakeholders untuk terus bangun dan dukung Program Kartu Prakerja dengan menjaga compliance dan menerapkan tata kelola yang baik.
Selain itu, Ia juga bangga karena Program Kartu Prakerja mempunyai sistem yang efisien dan berjalan 24/7, jadi ini sebuah pelayanan publik yang berbeda.
"Sebenarnya target Pemerintah sampai akhir 2024 yakni diperkirakan mencapai sekitar 19 juta orang dapat mengikuti pelatihan dari Kartu Prakerja," Jelas Airlangga dalam keterangan resminya, dikutip Rabu, 24 Januari.
Airlangga menyampaikan Program Kartu Prakerja lahir dan hadir untuk menjawab tantangan dalam penyiapan dan peningkatan angkatan kerja Indonesia yang berkualitas secara masif dan inklusif.
Hal tersebut membutuhkan dukungan seluruh stakeholders agar program ini dapat berjalan sesuai target Pemerintah dengan tata kelola yang terjaga dengan baik dan akuntabel.
“Saya mengapresiasi Tim Pelaksana dan Manajemen Pelaksana yang telah menyelenggarakan kegiatan ini sebagai upaya terus menjaga dan meningkatkan tata kelola Program Kartu Prakerja," ujarnya.
Menurut Airlangga ekosistem Program Kartu Prakerja ternyata sangat besar, tercermin dari lembaga pelatihan yang hadir berasal dari seluruh pulau di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain.
Jumlah angkatan kerja Indonesia yang saat ini mencapai sekitar 147 juta orang harus mampu menyiapkan diri atas perubahan cepat yang terjadi di dunia kerja.
Airlangga menyampaikan dengan tuntutan skill yang semakin meningkat dan kemajuan pesat dunia teknologi menjadikan angkatan kerja harus mampu beradaptasi, berdaya tahan tinggi, dan terus bertumbuh.
Menurut Airlangga untuk mampu meningkatkan produktivitas kerja dibutuhkan upskilling dan reskilling baik bagi yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari kerja. Guna mewujudkan hal itu, dibutuhkan program pelatihan berskala jutaan orang per tahunnya yang juga menjadi penting untuk memanfaatkan bonus demografi secara optimal.
Airlangga menjelaskan program ini dapat mendorong peningkatan skill jutaan orang per tahunnya dan untuk pekerjaan rumah ke depannya, yaitu akan ada pelatihan yang lebih tinggi lagi sehingga harus membuka akses ke luar negeri juga.
"Sehingga, semua kalangan masyarakat bisa punya akses belajar dan pelatihan ke luar negeri juga, tidak hanya didominasi dari keluarga kelas atas saja yang bisa,” ujar Airlangga.
Program Prakerja mampu dengan cepat menyesuaikan perubahan karena komunikasi antara sisi kebijakan dan implementasi yang cukup intensif. Inovasi Prakerja ini telah berhasil dengan baik, sehingga mendapatkan pujian dari ADB, Bank Dunia, dan badan-badan PBB.
Baca juga:
“Prakerja terbukti mampu beradaptasi, inklusif, dan bisa memberikan hasil efisien. Akan tetapi, apresiasi dari berbagai lembaga internasional itu jangan sampai membuat kita terlena, tapi itu harus mendorong kita melakukan inovasi tambahan,” jelas Airlangga.
Dalam Program Prakerja terdapat berbagai macam pelatihan digital, mulai dari bahasa pemrograman, analisis data, hingga ethical hacking. Juga terdapat pelatihan pengoperasian alat berat seperti truk, bus, excavator maupun bulldozer yang berguna untuk merespons geliat sektor pertambangan, perkebunan, konstruksi, serta logistik dan transportasi.
Di samping pelatihan-pelatihan seperti administrasi perkantoran, penjualan dan pemasaran, gaya hidup, desain grafis, serta soft skills, Program Prakerja juga memiliki pelatihan green skills seperti sustainability reporting, carbon accounting, modifikasi sepeda motor menjadi motor listrik, pupuk ramah lingkungan, dan lainnya.
"Sampai saat ini, semua lembaga pendidikan yang bekerja sama dengan Prakerja juga sudah terbayar, maka Prakerja ini akan jadi program yang menjadi contoh e-government yang sukses ke depannya,” ujar Airlangga.