Subholding Gas Pertamina Pelopori Pemanfaatan 36.500 MMBTU Bio-CNG Pelanggan Ritel di Indonesia

JAKARTA - PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina terus melaksanakan upaya-upaya untuk mengembangkan pemanfaatan biomethane yang berasal dari limbah kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) di Indonesia. Dalam realisasinya, PGN melibatkan Anak Perusahaan yakni PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) untuk menindaklanjuti kerjasama pemanfaatan biomethane terkompresi (Bio-CNG) dengan PT KIS Biofuels Indonesia (KIS).

Kerja sama pemanfaatan Bio-CNG untuk pelanggan ritel adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Untuk langkah awal, KIS akan menyalurkan sekitar 36.500 MMBTU di tahun pertama kepada Gagas. Selanjutnya kebutuhan ini akan disesuaikan dan dapat meningkat hingga 100 persen di tahun kelima.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara PGN dengan KIS dalam ajang G20 di Bali pada tahun 2022.

"Kerja sama ini merupakan bentuk komitmen PGN dalam memperluas pemanfaatan energi ramah lingkungan dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh negeri ini serta dapat menjadi contoh bagi pemanfaatan sumber baru terbarukan yang sustainable. Kerja sama pemanfaatan Bio-CNG antara Gagas dan KIS untuk pelanggan ritel adalah langkah baru yang kami lakukan untuk mendukung Pemerintah guna mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060," ujar Rosa, Kamis 11 Januari.

PGN memetakan, kedepan Bio-CNG dapat menjadi opsi untuk meningkatkan pasokan gas bumi di wilayah Sumatera, Kalimantan dan sekitarnya. Karakter Bio CNG yang mirip dengan gas bumi yang dialirkan oleh PGN, memungkinkan fleksibilitas mekanisme swap/ tukar antar kedua jenis komoditas tersebut termasuk pemanfaatan infrastruktur yang dimiliki PGN. Pengembangan proyek Bio-CNG potensial menjadi energi baru terbarukan yang dapat membantu menekan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan lebih ramah lingkungan.

Gagas meresmikan kerjasama dengan KIS pada akhir tahun 2023 dan diperkuat kembali melalui pertemuan antara PGN, KIS dan Gagas pada Rabu 10 Januari. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, Direktur KIS, K. R. Raghunath, dan Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah di Kantor Pusat PGN di Jakarta.

Pada skema kerja sama pemanfaatan Bio-CNG, KIS akan mengolah limbah cair kelapa sawit sehingga menghasilkan gas yang karakteristiknya menyerupai gas bumi. Gas tersebut selanjutnya dikompresi dan akan dimanfaatkan oleh Gagas untuk selanjutnya didistribusikan ke pelanggan komersial dan industri.

K.R. Raghunath, Direktur KIS mengungkapkan bahwa kerja sama untuk menangkap metana dari limbah cair kelapa sawit akan semakin memperkuat industri biomethane di Indonesia dan membantu menekan emisi gas rumah kaca.

"Proyek kerja sama ini akan membantu mengurangi permasalahan emisi dan mendukung Indonesia mencapai target Net Zero Emission," jelas Raghunath.

"Gagas tetap pada perannya sebagai penyedia energi ramah lingkungan melalui moda Beyond Pipeline. Tetapi kali ini salah satu pasokan yang kami peroleh berasal dari sumber energi yang lebih sustainable yaitu limbah cair kelapa sawit yang telah diproses oleh KIS menjadi biomethane yang akan kami transportasikan dalam bentuk BioCNG. Untuk langkah awal, proses kerja sama akan dilakukan di daerah Pekanbaru, Riau. Selanjutnya jika kerjasama berjalan dengan baik, maka kerja sama ini akan diduplikasikan di wilayah lainnya di Indonesia seperti Bangka Belitung, Sumatera dan Kalimantan," jelas Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah.

"Semoga langkah ini akan menghasilkan sesuatu yang besar yang dapat berdampak siginifikan bukan hanya untuk perusahaan, tetapi untuk masyarakat melalui pemanfaatan energi baru terbarukan. Bio-CNG dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang, secara transportasi dan komersial juga sangat memungkinkan dalam bentuk ritel sehingga berpotensi menumbuhkan layanan ke titik-titik ekonomi baru yang selama ini belum terlayani dengan layanan pipa gas bumi. Kami berharap ikhtiar ini dapat berdampak untuk pembangunan perekonomian nasional yang memberikan multiplier effect bagi masyarakat," tutup Rosa.