BNPT Sebut Tak Ada Aksi Terorisme Sepanjang 2023, Keamanan Indonesia Semakin Membaik
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan sepanjang tahun 2023 di Indonesia nihil serangan teror dengan kekerasan yang pelakunya jaringan terorisme.
"Sepanjang tahun 2023, Alhamdulillah tidak ada terjadi serangan teror dengan kekerasan oleh jaringan terorisme dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kondisi ini mengindikasikan situasi keamanan Indonesia semakin membaik," ungkap Kepala BNPT RI Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel di Kantor BNPT, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Menurut dia, nihilnya kasus serangan terorisme tahun ini merupakan dampak positif dari sinergi pemerintah dan masyarakat pencegahan terorisme, sehingga menciptakan situasi keamanan Indonesia yang semakin baik.
Ia menjelaskan, BNPT sebagai leading sector penanggulangan terorisme di Indonesia, berkomitmen melawan berkembangnya paham dan aksi terorisme sesuai mandat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 melalui peningkatan kesadaran masyarakat, keterlibatan masyarakat, dan mendorong kolaborasi seluruh komponen bangsa dalam rangka membangun ketahanan publik.
BNPT RI juga terus mengimbau seluruh pihak untuk tetap waspada dengan dinamika gerakan yang muncul di bawah permukaan dari sel-sel jaringan teror yang masih berupaya menginfiltrasi ke berbagai sektor kehidupan.
"Kita tidak boleh berpuas diri sehingga lengah. Kita harus tetap waspada karena semua ini kondisi yang muncul di atas permukaan," ujarnya.
Baca juga:
- Penyidik KPK Cecar Wahyu Setiawan soal Penerimaan Suap dari Harun Masiku
- KRL Jabodetabek Sampai Jam 3 Pagi saat Malam Tahun Baru 2024, Ini Jadwal Operasionalnya
- Jaga Perbatasan, Polda Metro Bakal Putar Balik Konvoi Kendaraan Arah Jakarta
- Elektabilitas Survei Moncer, TKN Ubah Julukan Gibran 'Samsul' Jadi 'Semakin Sulit Disusul'
Rycko mengatakan, jaringan teroris global juga masih melakukan aksi terorisme dan jaringan teroris dalam negeri terpantau aktif mengembangkan jaringan melalui berbagai aktivitas yang dapat diketahui melalui jumlah penangkapan teroris oleh Densus 88 AT Polri dibantu TNI sebanyak 148 teroris.
"Di bawah permukaan sel-sel jaringan teror secara masif dan terencana terus menyusup ke sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara," kata Rycko.