Sri Mulyani Optimistis Ekonomi RI Tahun Depan Tumbuh 5 Persen: Jangan sampai Ada Rem di 2024
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 5 persen pada tahun 2024.
Hal itu didorong beberapa sentimen bagi ekonomi RI tahun depan, salah satunya situasi geopolitik yang diperkirakan akan mereda.
"Insyaallah bisa Ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen sampai 2024," ucap Sri Mulyani dalam agenda Outlook Perekonomian Indonesia 2024, Jumat (22 Desember.
Sri Mulyani menjelaskan, sentimen pertama berasal dari situasi perekonomian global yang diperkirakan akan mereda oleh beberapa lembaga internasional.
"Untuk Amerika nampaknya muncul suatu harapan karena resiliensi perekonomiannya hingga akhir tahun terlihat. Sehingga perekonomian dunia terbesar bisa bertahan dari kenaikan suku bunga luar biasa. Jadi, ini memberi harapan paling tidak muncul optimistis, berarti shock yang terburuk dari kenaikan suku bunga sudah dilewati," ujarnya.
Sentimen berikutnya berasal dari usaha pemerintah untuk menjaga permintaan domestik lantaran konsumsi kelas menengah menjadi salah satu indikator bagi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), sehingga pemerintah terus berupaya untuk menjaga inflasi dan kenaikan kenaikan harga pangan.
"Makanya ada berbagai rangkaian kebijakan kita kemarin. Entah itu untuk pembelian rumah, pembelian mobil, ini semuanya ditujukan agar dari sisi supply side. Soalnya properti dan konstruksi itu punya multiplier effect yang banyak. Dari sisi kelompok menengah yang kita liat masih punya daya beli, mereka mulai dipacu untuk bisa," jelasnya.
Sri Mulyani menyampaikan, investasi dan kredit perbankan tumbuh baik dan akan berlanjut hingga tahun depan. Serta diharapkan tidak ada hal yang mengganggu perekonomian di 2024.
"Investasi sekarang sudah tumbuh cukup baik. kalau kita lihat credit growth perbankan juga cukup baik, namun belum setinggi yang kita harapkan makanya jangan sampai pada 2024 ada sedikit ngerem," jelasnya.
Baca juga:
Adapun pertumbuhan pajak Indonesia masih tetap tinggi. Meski pertumbuhan pajak sempat terkontraksi 18 persen saat Pandemi COVID-19.
Sri Mulyani menjelaskan, saat ini pemerintah masih turut menjaga momentum pertumbuhan ekonomi berbasis pada pajak.
"Pertumbuhan penerimaan pajak kita tahun ini masih 7 persen, so its quite remarkable despite baseline-nya sudah naik sangat tinggi. Ini akan menimbulkan tax ratio membaik, dan kemudian kita fokus belanja akan menjadi lebih baik meski ini tahun terakhir Presiden Jokowi," tutupnya.