BBWS Bengawan Solo Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Risiko Banjir
SOLO - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo berupaya meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi risiko bencana banjir pada musim hujan kali ini.
Kepala BBWSBS Maryadi Utama mengatakan pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya terkait dengan antisipasi banjir.
Upaya tersebut mulai dari infrastruktur pengendali banjir hingga kesiapan alat berat dan pompa.
Ia mengatakan untuk infrastruktur pengendali banjir disiagakan Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri, Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro, Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar, Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, dan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo.
Kesiapan alat dan alat berat, di antaranya sandbag, beronjong kawat, dump truck, dan rumah pompa. Selain itu, 1.700 personel juga sudah disiagakan mulai dari hulu, tengah, hingga hilir.
Ia mengatakan upaya lain waspada bencana dilakukan dengan mendukung dan mempromosikan 10th World Water Forum yang merupakan forum lintas batas terbesar di dunia yang berfokus dalam pembahasan isu-isu air secara global dan mencari solusi.
Sementara itu, dalam seminar yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak berkesempatan menjadi pemateri dan memaparkan berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengantisipasi bencana banjir.
"Rata-rata permasalahan kita kalau bicara sungai ada rekayasa teknik atau engineering solution," katanya.
Baca juga:
- Bawaslu Bakal Panggil Gibran Buntut Bagi-bagi Susu di CFD dan Kampanye Libatkan Anak di Penjaringan
- Menko Polhukam Mahfud Minta Bakamla Patroli Cegah Pengungsi Rohingya Datang
- Kemenkes: Kasus Mingguan COVID-19 di Indonesia Meningkat, Masih di Level Aman
- Kesaksian Penumpang Pelita Air soal Ada Candaan Bawa Bom, Pesawat Delay 5 Jam
Meski demikian, dia mengakui, tidak semua upaya antisipasi dapat dilakukan karena terkendala oleh sumber daya fiskal. Oleh karena itu, upaya perlu dikombinasikan dengan mitigasi risiko.
"Bagaimana kita bisa mengurangi kerentanan, kerawanan risiko banjir dengan apel siaga, bersih-bersih sungai. Ini kelihatannya remeh-temeh, sederhana tapi punya dampak signifikan untuk mengurangi dampak dari terjadinya bencana," katanya.
Untuk jangka menengah dan panjang tetap dibutuhkan solusi mendasar, seperti pembangunan infrastruktur pengendalian banjir.
Di sisi lain, katanya, peran masyarakat sebagai penting dalam menjaga fungsi drainase.
"Peran serta masyarakat menjaga kawasan lereng, hulu, drainase jadi kunci. Kalau tidak akan terjadi sedimentasi atau sumbatan. Makin aktif masyarakat makin kecil biaya yang harus dikeluarkan untuk menangani risiko banjir," katanya.