Mengenal Jenis-Jenis Margin dalam Bisnis Beserta Cara Menghitungnya

YOGYAKARTA – Margin adalah istilah yang dipakai untuk mendefinisikan tingkat selisih antara biaya produksi atau harga pokok pembelian (HPP) dengan harga jual di pasar. Artinya, margin digunakan untuk mengukur profitabilitas suatu perubahan.

Nah, jenis-jenis margin dalam bisnis yang umum digunakan untuk mengukur keuntungan sebuah perusahaan dibagi menjadi tiga, di antaranya gross profit margin, operational profit margin dan net profit margin.

Untuk lebih jelasnya, simak rangkuman informasi tentang jenis-jenis margin dalam artikel berikut ini.

Jenis-Jenis Margin dalam Bisnis  

  1. Gross profit margin

Jenis-jenis margin yang pertama adalah gross profit margin (laba kotor). Gross profit margin adalah rasio keuangan yang menghitung laba kotor perusahaan setelah mengurangi biaya langsung produksi barang.

Penghitungan laba bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi ketika pemilik perusahaan ingin menekan atau melakukan efisiensi biaya operasional.

Gross profit margin didapat dengan cara megurangi pendapatan (revenue) dengan harga pokok penjualan (HPP), kemudian dibagi penjualan bersih

Untuk lebih jelasnya, perhatikan rumus penghitungan gross profit margin berikut:

Gross profit margin = (pedapatan kotor-biaya produksi) / pendapatan kotor) x 100%  

Rasio laba kotor yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut beroperasi dengan baik, serta sebaliknya.

Dengan mengetahui gross profit margin, perusahaan bisa melihat area mana yang memerlukaan perbaikan, peningkatan produktivitas, atau menutup permanen area yang merugikan proses produksi.

  1. Operating profit margin

Jenis margin yang kedua adalah operating profit margin. Ini adalah presentase laba yang didapat perusahaan dari operasioal inti setelah dikuragi biaya operasional seperti gaji karyawan, biaya overhead, dan biaya operasional lainnya.

Penghitungan operating profit margin dapat dilakukan dengan rumus berikut:

Operating profit margin = (Laba operasional / pendapatan) x 100%

Semakin besar angka operating profit margin, semakin efisien perusahaan dalam mengelola biaya operasionaal dan menghasilkan profit dari pendapatan operasionalnya.

Sebaliknya, operating profit margin yang rendah mengindikasikan adanyaa tantangan dalam menghasilkan laba yang cukup atau adanya ketidakseimbangan antara pendapatan dan biaya operasional.

  1. Net profit margin

Jenis margin yang ketiga adalah net profit margin. Ini adalah jenis laba yang paling sering dimonitor, namun paling menggambarkan kondisi profit perusahaan.

Net profit margin menunjukkan presentase laba bersih yang didapat dari setiap pendapatan berusahaan.

Berikut rumus penghitungan net profit margin:

Net profit margin = (total pendapatan – harga pokok penjualan – pajak – biaya operasoonal – biaya lain-lain) / total pendapatan) x 100 persen

Angka net profit yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sangat efektif mengelola biaya dan menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dari pendapatan.

Sebaliknya, net profit margin yang rendah mengindikasikan adanya tantangan dalam menghasilkan laba bersih atau adanya tekanan biaya yang tinggi.

Cara Menghitung Margin

Pada akhir periode, Apotek Salam Sehat yang menjual obat-obatan dan alat kesehatan , memiliki laporan keuangan sebagai berikut:

  • Pendapatan kotor: Rp100.000.000
  • HPP: Rp60.000.000
  • Laba kotor: Rp40.000.000
  • Laba bersih: Rp20.000.000
  • Laba sebelum bunga dan pajak: Rp30.000.000

Dari data di atas, hitunglah gross profit margin, operational profit margin, dan net profit margin

Gross Profit Margin

=  (Rp100.000.000 – Rp60.000.000) / Rp 100.000.000 x 100%

= 0,4 atau 40% (dalam bentuk persen)

Operational profit margin

= (Rp30.000.000 / Rp100.000.000) x 100%

= 0,3 atau 30% (dalam bentuk persen)

Net Profit Margin

= (Rp20.000.000 / Rp100.000.000) x 100%

= 0,2 atau 20% (dalam bentuk persen)

Demikian informs tentang jenis-jenis margin beserta cara menghitungnya. Semoga artikel ini dapat menaambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.