ULN Pemerintah Turun Akibat Adanya Perpindahan Dana Investor
JAKARTA - Bank Indonesia catatkan Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah pada kuartal III 2023 sebesar 188,3 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar 192,5 miliar dolar AS, atau secara tahunan tumbuh sebesar 3,3 persen (yoy).
Direktur Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan penurunan posisi ULN pemerintah dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat.
"Selain itu, Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel," Ujari dalam keterangan resminya, 17 November.
Erwin menyampaikan sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya Pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas, sehingga mampu menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Dukungan tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 23,9 persen dari total ULN pemerintah, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 18,3 persen.
Baca juga:
Selanjutnya sektor jasa pendidikan sebesar 16,7 persen, konstruksi sebesar 14,2 persen, serta jasa keuangan dan asuransi sebesar 10,1 persen. Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
Sebelumnya, BI mencatat ULN Indonesia pada kuartal III 2023 sebesar 393,7 miliar dolar AS atau turun dibandingkan dengan posisi ULN pada akhir kuartal II 2023 mencapai 396,5 miliar dolar AS.