80 Pelari Dukung Jelajah Timur 2023 demi Alirkan Air Bersih di NTT
SOE - Lebih dari 80 pelari ultra maraton menempuh jarak 108 kilometer dengan rute SoE-Kupang dalam kegiatan amal Ultra Marathon Jelajah Timur, 27-28 Oktober kemarin.
Mereka berlari demi menggalang dana untuk mewujudkan pengadaan air bersih di tiga desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Akses terhadap air bersih menjadi permasalahan di tiga desa yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Ini berdampak bagi perempuan dan anak perempuan.
Demi memenuhi kebutuhan air bersih untuk keluarganya, mereka harus berjalan sangat jauh. Hal ini diperburuk dengan adanya kekeringan berkepanjangan di NTT yang menyebabkan krisis air.
"Beban yang dipikul oleh perempuan dan anak perempuan ini mengakibatkan tenaga dan waktu yang seharusnya digunakan untuk bekerja dan belajar habis untuk mengambil air," ujar Linda Sukandar, Direktur Resources and Mobilisation Plan Indonesia.
"Sulitnya akses terhadap air bersih juga berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat dan serta proses tumbuh kembang anak, bahkan berpotensi menyebabkan stunting. Mengingat stunting di NTT adalah yang tertinggi di Indonesia," lanjutnya.
Kegiatan amal ini berhasil mengumpulkan dana sebesar satu milyar rupiah untuk membantu tiga desa di Kabupaten TTS. Plan Indonesia pun berterima kasih kepada para pelari yang sudah membantu penggalangan dana.
"Ketersediaan akses air bersih yang mudah dicapai dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak, untuk bertumbuh kembang dengan lebih baik, serta meningkatkan kualitas kesehatan, dan ekonomi bagi masyarakat secara umum," ujar Linda.
Baca juga:
Rangkaian Jelajah Timur tahun ini sudah dimulai pada 26 Oktober 2023, di mana para pelari mengunjungi Desa Naileu, salah satu desa penerima manfaat. Dalam kegiatan ini, para pelari melihat secara langsung kondisi salah satu desa yang mereka bantu, sambil berinteraksi dengan warga desa.
Pada 27 Oktober, ultra marathon dimulai dari kantor bupati. Para Penjelajah Timur menempuh perjalanan selama 20 jam dan finis di kantor Gubernur NTT yang berada di Kota Kupang.
"Kampanye Jelajah Timur ini merupakan inisiatif yang sangat baik, tidak hanya untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan air bersih, namun juga bisa sekaligus memperkenalkan berbagai keindahan lokasi serta keunikan budaya khas TTS kepada publik di skala nasional," kata Bupati Egusem Pieter Tahun.