Ganjar Dorong Reformasi Kurikulum Perguruan Tinggi: Kalau Kaku, Kalah Sama Anak Sekolah Vokasi
JAKARTA - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo mengemukakan pentingnya kurikulum yang adaptif di perguruan tinggi di Indonesia. Ganjar menyampaikan itu ketika menjadi narasumber dalam acara IdeaFest di Senayan, Jakarta.
Pernyataan itu untuk menjawab fenomena lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) malah lebih diminati perusahaan dibanding lulusan Perguruan Tinggi (PT). Alasannya, lulusan STM cenderung memiliki keterampilan yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri.
Ganjar menekankan pentingnya reformasi kurikulum pendidikan di semua tingkatan, mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi. Menurut Ganjar, kurikulum harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih pendidikan yang relevan.
"Kan ada merdeka belajar, sebenarnya kampus juga harus memerdekakan para mahasiswanya, memerdekakan kurikulumnya, dan lebih ramah pada lingkungan. Lingkungan itu apa? perubahan eksternal. Maka kalau dia (kurikulum) kaku kaku aja, begitu-begitu, itu akan terjadi. Percayalah, kalah sama anak-anak sekolah vokasi," tutur Ganjar, Sabtu 30 September.
Ganjar juga mengungkapkan pentingnya magang bagi mahasiswa, baik di perusahaan maupun di pemerintahan. Pengalaman ini, kata Ganjar, akan memberikan mahasiswa pengetahuan dan wawasan yang diperlukan saat memasuki dunia kerja, serta membantu perusahaan dan instansi pemerintah dalam penerimaan mahasiswa.
"Kurikulum mesti adaptif, anak-anak juga mesti adaptif, artinya mahasiswa, student itu butuh magang, butuh pengenalan dengan industri, butuh Teaching industry untuk bisa berkolaborasi, dan itu menurut saya kekinian banget," kata Ganjar.
Ganjar juga menyoroti pentingnya pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mengidentifikasi dan mengembangkan bakat serta potensi mahasiswa. Menurutnya, ini akan membantu mahasiswa menjadi tangguh dan sukses di masa depan.
Baca juga:
"Pendidikan tidak hanya memberikan satu perintah-perintah saja, juga harus mencari bakat kan, talentanya mesti dikembangkan. Karena kelak dikemudian hari, dia (mahasiswa bilang) 'Ini yang saya dapat, ini yang saya bisa'. Dan dia akan tangguh dengan ilmu pengetahuan," tegas Ganjar.
Ganjar yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode, mengungkapkan bahwa dia telah menerapkan program magang bagi mahasiswa selama masa jabatannya.
"Saya buka tempat magang, dan tiap tahun mahasiswa datang magang, termasuk para penyandang disabilitas, maka sudah saatnya juga sekolah wajib inklusi. Sehingga kita menjadi tahu apa yang menjadi kebutuan mereka. Ya kurikulumnya jangan kaku-kaku dong, zaman berubah," pungkas Ganjar.