Terus Menyusut Tiap Tahun, Antarktika Pecahkan Rekor Jumlah Es Laut Terendah
JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antartika Amerika Serikat (NASA) bersama Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC) memberikan kabar tidak baik mengenai lautan es di wilayah kutub.
Melalui data satelit, es laut Arktik telah mencapai rekor dengan luasan es terendah. Pada 19 September lalu, es laut Arktik telah mencapai batas minimum sebesar 4,23 juta kilometer persegi. Batas ini menjadi yang terendah keenam dalam catatan satelit.
Sementara itu, es laut di Antarktika telah mencapai batas paling rendah pada 10 September dengan luas 16,96 juta kilometer persegi. Rekor ini menjadi yang terendah dalam sejarah.
“Ini merupakan rekor rendahnya es laut di Antarktika. Pertumbuhan es laut tampak rendah di hampir seluruh benua dibandingkan di satu wilayah,” kata Ilmuwan NSIDC Walt Meier, dikutip dari Space.
Baca juga:
- Palo Alto: Implementasi 5G Butuh Perhatian Khusus Terhadap Langkah-langkah Keamanan Data
- Thomson Reuters Gugat Ross Intelligence Terkait Penggunaan Data untuk Pelatihan AI
- Pabrik iPhone di India Terganggu Akibat Kebakaran, Produksi Terhenti
- UE Desak Google, Microsoft, Meta, dan TikTok untuk Melawan Penyebaran Disinformasi Rusia
Data satelit menunjukkan bahwa Jalur Barat Laut memiliki lebih banyak lautan terbuka dibandingkan biasanya. Sejumlah daerah yang sebelumnya padat dengan lapisan es pun kini menjadi lebih longgar.
Permasalahan ini menjadi serius karena volume mencairnya es seiring tahun terus bertambah. Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi luasan es laut semakin rendah, seperti pola angin, suhu laut yang berkaitan dengan pemanasan global, dan terjadinya pola iklim El Nino.
Selain luas es laut yang semakin rendah, ketebalan es pun menjadi perhatian karena bisa menentukan kelangsungan hidup es laut. Oleh karena itu, Satelit ICESat-2 milik NASA akan terus memantau ketebalan es sepanjang tahun.