Menteri BKPM Minta KKKS Prioritaskan Industri Dalam Negeri
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meminta para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di sektor hulu migas untuk memprioritaskan industri dalam negeri dalam memasok migas.
Pasalnya hilirisasi sektor migas menjadi salah satu target pemerintah untuk mengembangkan industri turunan di dalam negeri, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan.
Ia menegaskan ke depannya pemerintah akan meminta para KKKS untuk memprioritaskan penyaluran migas khususnya gas untuk memenuhi kebutuhan domestik.
"Tanya dulu pada teman-teman industri domestik, prioritaskan mereka, agar pengelolaan sumber daya alam migas memiliki nilai tambah di dalam negeri," ujar Bahlil dalam paparannya pada 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, yang diselenggarakan di Bali, Rabu, 20 September.
Ia menambahkan, sektor hulu migas bakal menjadi motor penting untuk menopang program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan Gross Domestic Product (GDP) tertinggi di dunia.
Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Investasi memproyeksikan Indonesia membutuhkan investasi sekitar 545 miliar dolar AS, di mana 10 persen di antaranya akan ditopang oleh sektor migas.
"Jadi dalam hitungan saya, sektor migas membutuhkan investasi sekitar 68,1 miliar dolar AS hingga 2040," ungkap Bahlil.
Di tahun-tahun mendatang, kata Bahlil, industri migas tidak hanya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan transportasi. Pengembangan lapangan gas misalnya, akan memiliki peran kunci untuk pengembangan industri petrokimia.
Oleh karena itu saat ini pemerintah juga mendukung pengembangan dua proyek besar hilirisasi migas, keduanya berada di Indonesia timur di mana gasnya diambil dari blok Kasuri di Fakfak serta Berau di Bintuni.
Baca juga:
"Ada pengembangan pabrik pupuk dan blue ammonia di Fakfak dan Bintuni," kata Bahlil.
Sebagai pengelola kegiatan usaha hulu migas, SKK Migas telah mengusahakan pengutamaan kebutuhan gas domestik.
Asal tahu saja, volume gas yang diekspor dikurangi secara bertahap, sehingga pada tahun 2012 pasokan gas domestic telah lebih tinggi daripada ekspor.
Pada tahun 2022 rata-rata volume gas yang disalurkan untuk kebutuhan domestik telah mencapai 67 persen dari total penyaluran gas, sementara volume gas yang diekspor sekitar 33 persen.
Gas yang disalurkan untuk dalam negeri sebagian besar digunakan untuk mendukung pengadaan energi listrik, kemudian digunakan untuk industri pupuk, industry petrokimia dan industry lainnya.