Karhutla Gambut Hebat di Desa Jungkal OKI, Manggala Agni Pastikan Titiknya Jauh dari Permukiman
SUMSEL - Kepala Manggala Agni Daops Sumatera XVII/ OKI Edi Satriawan menyatakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Jungkal Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel) berada jauh dari permukiman warga.
"Kebakaran lahan gambut Desa Jungkal ini cukup besar. Namun titik api berada cukup jauh dari pemukiman warga desa," katanya saat dikonfirmasi di OKI, Rabu 20 September, disitat Antara.
Ia menambahkan, sumber air untuk memadamkan api juga tidak kesulitan karena terdapat banyak kanal air yang bisa dijangkau dengan waktu yang relatif tak terlalu lama di sekitar kawasan mengalami karhutla tersebut.
Sebanyak 36 personel Manggala Agni Daops Sumatera XVII dikerahkan dititik api dari sisi selatan. Selain itu juga dibentuk regu yang ditugaskan untuk mengurusi konsumsi, pemantau untuk evaluasi, hingga pengurusan listrik.
Baca juga:
- Soal Strategi Pertahanan Nusantara, Ini Penjelasan Panglima TNI Yudo
- KPU Tindaklanjuti Putusan Bawaslu soal Bakal Caleg DPRD 2024 Maluku Dicoret Imbas Eks Napi Belum 5 Tahun
- Hakim Beri Status Tahanan Kota Terdakwa Kasus Korupsi Tambang Pasir PT AMG Didesak Awasi Bukan Minta Wajib Lapor
- Disedot dari APBD Perubahan 2023, Pemkot Bengkulu Bakal Hadiahi Tim Paskibraka HUT ke-78 RI Rp1,2 M
Manggala Agni Daops Sumatera XVII/ OKI juga mendapat bantuan berupa satu unit alat berat/eksavator dari tim penanganan agro jaya (WAJ) untuk memadamkan api.
Kendati demikian ia menjelaskan karhutla yang terjadi di desa Jungkal merupakan lahan gambut dalam sehingga proses pemadaman membutuhkan lebih banyak waktu.
"Gambut dalam artinya kebakaran sudah sampai bawah sehingga perlu teknik khusus untuk memastikan api padam dan butuh waktu dimana kami harus membuat kondisi tanah penuh dengan air barulah api dinyatakan padam," jelasnya.
Ia berharap masyarakat kedepannya bisa lebih sadar akan bahaya pembukaan lahan melalui dibakar. Menurutnya secara teori karhutla yang terjadi di Indonesia khususnya Sumsel 99 persen. akibat perbuatan oknum tak bertanggung jawab.