Punya Pengalaman Pemulihan Gereja Notre-Dame, Pemerintah Konsultasi dengan Prancis Tangani Koleksi Bersejarah Museum Nasional

JAKARTA - Pemerintah berkonsultasi dengan pemerintah Prancis terkait penanganan koleksi benda bersejarah yang terdampak kebakaran Museum Nasional atau Museum Gajah.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB), Ahmad Mahendra menyebut, pihaknya telah meminta Prancis berbagi pengalaman dalam memulihkan artefak bersejarah usai kebakaran yang melanda Gereja Katedral Notre-Dame untuk diterapkan pada penanganan kasus Museum Nasional.

“Kami telah berbicara dengan pemerintah Prancis secara khusus, karena pengalaman para ahli disana dalam melakukan pemulihan pasca-kebakaran Notre-Dame di Paris pada 2019," kata Mahendra dalam keterangannya, Rabu, 20 September.

"Kami juga sudah berdiskusi dengan pemerintah Belanda mengenai berbagai aspek pemulihan, khususnya terkait pembangunan gedung cagar budaya dan manajemen koleksi,” lanjut Mahendra.

Sejak Senin, 18 September, Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) mulai melakukan proses inventarisasi dan pendataan koleksi benda bersejarah yang terdampak.

Ratusan koleksi benda bersejarah telah berhasil dievakuasi ke tempat penyimpanan sementara dan diteliti tingkat kerusakan yang dialami.

“Kami saat ini dalam proses melakukan identifikasi, analisis tingkat kerusakan, pembersihan dan penanganan konservasi tahap awal. Dari benda bersejarah yang terdampak, koleksi yang sudah berhasil dievakuasi dan diteliti pada Selasa merupakan koleksi dari Galeri Perunggu. Beberapa koleksi yang ditemukan masih cukup utuh dan langsung dapat diidentifikasi,” ungkap Mahendra.

Dalam rangka pemulihan, Tim Khusus Penanganan Unit MNI akan bekerja sama dan melibatkan para ahli konservator, arkeolog, antropolog, budaya, sejarah, kurator, dan akademisi untuk menyusun perencanaan pemulihan MNI ke depan.

"Perhatian utama kerja sama ini juga ditujukan untuk peningkatan sistem keamanan dan pengamanan koleksi benda bersejarah yang berada di seluruh museum dan cagar budaya di Indonesia," ucapnya.

Diketahui, Museum Nasional mengalami kebakaran pada Sabtu, 16 September lalu. Mahendra memperkirakan, sebanyak 817 koleksi dan benda bersejarah ikut terbakar.

“Koleksi dan benda bersejarah yang terdampak merupakan koleksi berbahan perunggu, keramik, terakota, dan kayu serta koleksi miniatur dan replika benda prasejarah yang ditemukan dalam kondisi utuh maupun rusak ringan sampai berat,” kata Mahendra beberapa waktu lalu.

Seusai kebakaran yang terjadi, beberapa langkah dan tindakan telah dilakukan seperti pembentukan tim investigasi dan evakuasi lintas unit, penutupan enam ruangan yang terdampak, serta penutupan terbatas pada satu ruangan terdampak untuk investigasi lebih lanjut.

Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, kobaran api yang menghanguskan 6 ruangan di Gedung A Museum Nasional Indonesia berasal dari belakang Gedung A.

"Kami menekankan bahwa kebakaran ini tidak dimulai dari dalam gedung. Diketahui api berasal dari belakang Gedung A Museum Nasional Indonesia," ungkap Mahendra.

Dugaan awal munculnya api, masih kata Mahendra, setelah tim khusus penanganan unit Museum Nasional Indonesia menerima laporan awal dari hasil proses penyelidikan pihak kepolisian terkait sumber awal api.

"Imbas kebakaran menyebabkan beberapa ruangan di bagian belakang Gedung A terkena dampak," ucap Mahendra.