Profil Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid

YOGYAKARTA – Profil Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid alias Alissa Wahid sering mendapat sorotan, salah satunya terkait “ketidakakurannya” dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, ketua Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Di luar dari hal tersebut, siapa sebenarnya Alissa Qotrunnada sebenarnya?

Profil Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid

Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid adalah aktivis yang lahir dari pasangan Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur yang merupakan Presiden RI ke-4 dan Sinta Nuriyah yang merupakan tokoh wanita dari Nahdlatul Ulama. Alissa Qotrunnada alias Alissa Wahid sendiri lahir di Jombang, Jawa Timur pada 25 Juni 1973.

Secara umum ia dikenal sebagai aktivis perempuan yang bergerak di isu-isu sosial, terutama terkait multikulturalisme, demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan gerakan muslim moderat di Tanah Air.

Alissa juga menjadi tokog penting di Jaringan Gusdurian atau bisa dikenal pula dengan Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI), jaringan yang berisi masyarakat pengagum Gus Dur dari berbagai aspek baik pemikiran, keteladanan karakter dan nilai yang ditanamkan, hingga membantu memperjuangkan apa yang diperjuangkan Gus Dur semasa ia menjabat sebagai presiden RI.

Alissa Qotrunnada sendiri merupakan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan fokus psikologi keluarga, anak dan wanita Fakultas Psikologi.

Dalam situs alumni.ugm.ac.id, Alissa sempat menjadi manajer proyek sosial yang dinamai dengan Indonesia Planned Parenthood Association yang dimulai pada 1991-1996. Proyek tersebut bergerak di bidang pengembangan diri anak muda dan kesehatan reproduksi dengan sasaran siswa di berbagai SMA di Yogyakarta.

Lalu pada tahun 1997-2001, Alissa juga aktif di berbagai diskusi yang menyangkut isu kesetaraan gender. Ia juga menjadi Manjer Program Pendidikan di Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak.

Alissa juga sempat mendedikasikan diri di bidang pendidikan dengan mendirikan lembaga pendidikan anak usia dini yang dinamai dengan Fastrack Funschool di Yogyakarta. Lalu di tahun 2014 ia menjadi perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Faith-Based Organization’s Global Forum on Faith & Reproductive Health di New York.

Selain itu ia juga sempat menjadi fasilitator pada International Training on Strategic Partnership between Government and Religious Moslem Leaders on Populations & Family Planning Issue pada tahun 2015.

Alissa juga sempat membantu menyuarakan perjuangan ibu-ibu di Rembang yang menentang pembangunan pabrik semen raksasa PT Semen Indoensia di Jawa Tengah. Dengan jaringan yang ia miliki, Alissa kala itu meminta untuk menghentikan ekspansi pabrik semen di wilayah tersebut lewat media sosial serta jaringan NU dan Gusdurian yang ia miliki.

Pada tahun 2019 Alissa Wahid ditunjuk oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menjadi Duta Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia. Lalu pada tahun 2021 ia ditunjuk jadi Komisaris Independen baru PT Unilever Indonesia Tbk. yang diputuskan lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2021.

Di Nahdlatul Ulama (NU), Alissa Wahid menjadi salah satu pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027. Penunjukkan tersebut sempat menuai perhatian karena ia menjadi perempuan yang menjadi pengurus PBNU.

Itulah informasi terkait profil Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.