ASEAN Potensial Miliki Decacorn Baru, RI Galang Penguatan Kerja Sama di Kawasan

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyebut bahwa potensi bisnis startup digital ASEAN diyakini bakal menyentuh valuasi 1 triliun dolar AS pada 2030 mendatang.

Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu Teuku Faizasyah dalam pembukaannya ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) Startup Connect di Jakarta.

“Untuk mencapai itu bisnis startup perlu didukung dan didorong melalui inovasi dan fasilitasi kolaborasi baik di kawasan ASEAN maupun Indo-Pasifik,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Rabu, 6 Agustus.

Faizasyah mengatakan agenda yang diselenggarakan merupakan side event dari rangkaian KTT ke-43 ASEAN.

Kata dia, sebanyak 52 startup di bidang usaha finansial, UMKM, rantai pasok, dan ekonomi kreatif dari tujuh negara ASEAN (Indonesia, Kamboja Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam), serta 21 corporate partners dari tiga negara (Indonesia, Jepang, Singapura) turut menghadiri kegiatan AIPF Startup Connect.

“Para startup dan corporate partners mengikuti acara business matching secara maraton sejak hari ini hingga esok hari", tuturnya

Faizasyah mengungkapkan melalui kegiatan ini diharapkan ASEAN terus menelurkan startup yang sukses hingga berkelas unicorn bahkan decacorn.

Dalam kesempatan yang sama, Vice President for Asia Pacific Google Michaela Browning menyampaikan keyakinannya bahwa pengembangan startup di ASEAN akan terus berkembang pesat.

“Hal ini dikarenakan kuatnya adopsi teknologi oleh masyarakat ASEAN dan talenta muda yang terus bermunculan,” tegas Michaela.

Dalam sesi diskusi panel telah dibahas tantangan dan peluang dalam upaya meningkatkan daya saing startup di ASEAN, khususnya dalam menyikapi perkembangan teknologi digital serta menguatnya isu keberlanjutan.

Kegiatan AIPF Startup Connect merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah dan kalangan usaha (Government-to-Business) antara Kemlu RI, Google, dan Impacto.