Arsenal yang Tak Pernah Mengerti Cara Menggapai Mimpinya

JAKARTA - Unai Emery berada dalam tekanan besar di Arsenal. The Gunners kini duduk di posisi enam klasemen Liga Inggris dengan hanya memenangkan empat pertandingan dari 12 laga yang dijalani.

Kekalahan 0-2 dari Leicester City pekan lalu meninggalkan Arsenal delapan poin dari zona Liga Champions. Belum lagi, selisih minus satu gol yang mereka derita saat ini merupakan pertama kalinya sejak musim 1982-1983.

Perbedaan antara tim asuhan Brendan Rodgers dan Arsenal jelas terlihat jelas di King Power Stadium, tetapi perjuangan berat pada tahun ini bukanlah hal yang baru bagi The Gunners.

Dengan kekalahan tersebut jumlah kekalahan di Liga Premier pada bulan November bagi The Gunners menjadi 34 pertandingan, lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lain sepanjang mereka bermain di kompetisi ini.

Dengan pertahanan Arsenal yang tampak semakin lemah dalam pertandingan itu, tanggung jawab pada pundak Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette untuk terus menembak di ujung lain lapangan juga semakin berat.

>

Rekor buruk Arsenal pada bulan November benar-benar pemandangan yang harus dilihat. pasukan Gudang Peluru tidak hanya kehilangan lebih banyak pertandingan di bulan ini dibandingkan bulan lainnya, tetapi mereka juga memiliki tingkat kemenangan terendah, 44 persen.

Arsenal meraih rata-rata 1,6 poin per pertandingan dengan rasio 1,5 gol per laga - lebih rendah dari bulan lainnya - sementara kebobolannya adalah 1,2 gol per partai, cukup tinggi.

Untuk menambah frustrasi mereka menjelang pertandingan hari Sabtu melawan tim penghuni peringkat 19 Southampton, tim Emery tidak pernah menang dalam empat pertandingan Liga Premier terakhir mereka. Ini adalah pertandingan tanpa kemenangan terlama mereka sejak Mei hingga Agustus 2011 (6 pertandingan).

Laju terburuk tim Gudang Peluru dalam satu musim terjadi saat mereka meraih lima kali imbang secara beruntun pada 2009.

Mengingat Southampton sedang berjuang keluar dari zona degradasi, bukan tidak mungkin Arsenal menemukan batu terjal lagi. Liga Inggris terkenal dengan perjuangan tak kenal lelah tim-tim papan tengah ke bawah. Apalagi jika dalam tekanan.

Jika Arsenal masih belum bisa bangkit dari keterpurukan, mungkin sudah saatnya para petinggi klub memutuskan masa depan Emery. Jangan terlalu lama dipertahankan mengingat kesabaran para penggemar sudah lebih dari cukup.

Sekadar mencontoh Tottenham Hotspur yang berani memecat Maouricio Pochettino. Arsenal harus bertindak tegas agar puasa gelar Liga Premier selama 19 tahun bisa diakhiri. Kalau tetap mempertahankan mantan pelatih Sevilla dan PSG, The Gunners benar-benar tidak pernah mengerti cara menggapai mimpinya.