Survei SMRC: Mayoritas Pemilih Prabowo Tidak Peduli Capresnya Pernah Terlibat Penculikan Aktivis atau Tidak
JAKARTA - Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis jajak pendapat mengenai kasus yang berkaitan dengan tokoh politik yang bakal menjadi calon presiden 2024.
Salah satu kasus yang menjadi materi survei adalah penculikan aktivis pada tahun 1997-1998 yang mengakibatkan bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto dipecat dari jabatan Panglima Kostrad.
Dalam survei, responden ditanya mengenai pemecatan Prabowo dari dinas tentara oleh Presiden BJ Habibie dasar rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) 1998 akibat kasus penculikan aktivis.
Ternyata, hanya ada 24 persen publik yang mengetahui kasus ini. Sementara, 76 persen atau kebanyakan orang tidak tahu bahwa Prabowo diberhentikan sebagai prajurit TNI.
"Jadi pada tingkat basic atas pengetahuan publik, isu ini bukan isu besar," kata Saiful dalam pemaparan survei yang ditayangkan YouTube SMRC TV pada Kamis, 31 Agustus.
Kemudian, SMRC kembali bertanya pada responden soal yakin atau tidak yakinnya Prabowo terlibat dalam penculikan aktivis dan anggapan atas putusan pemecatannya.
Dari yang tahu bahwa Prabowo diberhentikan dari dinas militer karena dinilai bertanggungjawab atas penculikan sejumlah aktivis, 38 persen memilih Ganjar, 32 persen Prabowo, dan 24 persen Anies. Masih ada 6 persen yang tidak menjawab.
Sementara yang tidak tahu, 35 persen memilih Ganjar, 34 persen Prabowo, 19 persen Anies, dan 11 persen tidak jawab. Dengan selisih yang tak signifikan ini, para pemilih Prabowo ternyata tak memedulikan benar atau tidaknya keterlibatan bakal capres pilihan mereka.
"Artinya apa, para pemilih Prabowo ini tidak terlalu care (peduli) bahwa saya tahu atau tidak tahu (kasus penculikan berujung pemecatan), pokoknya saya pilih Prabowo aja," ungkap Saiful.
Sementara, dari yang yakin keputusan pemberhentian Prabowo dari dinas militer sebagai keputusan yang benar, 46 persen memilih Ganjar, memilih Prabowo 25 persen, dan memilih Anies juga 25 persen. Ada 4 persen yang belum tahu.
Sebaliknya, yang tidak yakin keputusan itu benar lebih banyak yang memilih Prabowo (42 persen), dibanding yang memilih Ganjar 30 persen, dan Anies 23 persen. Masih ada 5 persen yang tidak jawab atau tidak tahu.
"Ada 46 persen publik yang yakin dan 39 persen tidak yakin Prabowo diberhentikan dengan benar. Masih ada 15 persen belum menjawab," jelas Saiful.
Baca juga:
Sebagai informasi, survei ini menganalisis 4.260 responden dari populasi di setiap provinsi. Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan +/- 1.65 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen menggunakan asumsi simple random sampling.