Carbonbase Gandeng HBAR Foundation untuk Kurangi Emisi Karbon
JAKARTA - Dalam menghadapi fakta bahwa wilayah Asia-Pasifik bertanggung jawab atas lebih dari setengah emisi CO2 dunia, seruan untuk pencatatan karbon lokal semakin mendesak. Dalam merespons tantangan ini, Carbonbase telah bekerja sama dengan HBAR Foundation dan ImpactX untuk meluncurkan Global Climate Registry (GCR). Platform digital ini bertujuan untuk mengubah cara pelacakan kredit karbon dan pengurangan emisi dilakukan.
GCR dibangun di atas jaringan Hedera Hashgraph untuk memastikan tingkat transparansi yang lebih tinggi. Platform ini juga memberikan kesempatan bagi pengembang skala kecil dan menengah untuk menonjol, serta memberikan pemahaman yang jelas kepada pembeli perusahaan mengenai investasi kredit karbon mereka.
Max Song, tokoh di balik Carbonbase, mengungkapkan rasa gembiranya terkait inisiatif ini. "Dengan menggabungkan kekuatan jaringan Hedera dan pendekatan inovatif ImpactX, kita masuki era baru dalam pasar karbon," ujar Song. Kolaborasi ini dianggap sebagai langkah awal yang berpotensi menghasilkan perubahan transformatif di bidang teknologi lingkungan.
Baca juga:
GCR Mengadopsi Standar IEEE
GCR juga mematuhi standar Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) yang memiliki reputasi tinggi. Keberadaan standar ini memberikan keyakinan dalam pelaporan dampak iklim, yang menjadi faktor penting dalam era saat ini yang sangat peduli terhadap lingkungan. Kartik Kulkarni dari IEEE memberikan apresiasi terhadap upaya kolaborasi ini dan menyadari potensinya dalam mendukung inisiatif iklim yang efisien dan berdampak besar.
Wes Geisenberger dari HBAR Foundation menyoroti keunikan proposisi GCR. "Bayangkan dunia di mana catatan planet kita dapat diakses oleh publik dan transparan. Ini adalah revolusi yang diusung oleh GCR," katanya. Lebih lanjut, Karen Robbins dari ImpactX menegaskan pentingnya pengalaman digital yang lancar bagi pengembang dan pembeli kredit karbon.
Peluncuran Global Climate Registry (GCR) bukan hanya mencerminkan prestasi teknis, tetapi juga menggambarkan masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan adanya basis data ini, wilayah Asia-Pasifik memiliki posisi yang lebih kuat dalam memimpin upaya internasional dalam mengatasi perubahan iklim secara signifikan.