Bangladesh Desak AS Beri Bantuan Bagi Pengungsi Rohingya
JAKARTA - Bangladesh mendesak delegasi Amerika Serikat yang sedang berkunjung pada Rabu memberikan bantuan keuangan baru bagi pengungsi Rohingya di distrik Cox's Bazar yang terkena dampak pemotongan jatah makanan PBB baru-baru ini.
Tim pejabat penting AS bertemu dengan para pejabat Bangladesh, pemimpin Rohingya dan lembaga-lembaga PBB serta organisasi donor di Cox's Bazar selama kunjungan mereka.
Komisaris Bantuan dan Repatriasi Pengungsi Mohammed Mizanur Rahman mengatakan kepada Anadolu, mereka mengadakan pertemuan dengan delegasi AS untuk berbagi perkembangan terakhir atas situasi Rohingya dan upaya repatriasi.
"Kami menyampaikan kepada delegasi bahwa pengungsi Rohingya telah mengalami situasi berat akibat pemotongan jatah makanan. Dan sebagai salah satu penyedia bantuan utama, AS dapat membantu meringankan keadaan di Cox's Bazar," kata Rahman dilansir ANTARA dari Anadolu, Kamis, 13 Juli.
Sebagai tanggapan atas permintaan bantuan keuangan, delegasi AS meyakinkan Bangladesh AS akan mengumumkan dukungan bantuan utama dalam beberapa hari ke depan, kata Rahman.
Mereka juga meminta AS meningkatkan upaya repatriasi, termasuk menekan Myanmar untuk mulai memulangkan warga Rohingya yang telah mengungsi lama ke negara itu.
"Kami membahas program percontohan pemulangan dengan melakukan kunjungan ke Myanmar oleh pengungsi Rohingya dan perkembangannya bersama tim.
"Pemulangan Rohingya yang bermartabat kembali ke negara asal mereka, Myanmar adalah prioritas utama pemerintah Bangladesh," tambah dia.
Sekitar 1,2 juta warga etnis Rohingya tinggal di Bangladesh, mayoritas melarikan diri dari penumpasan militer yang brutal yang dimulai pada Agustus 2017 di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Sebagian besar dari mereka menghuni kamp penuh sesak di distrik Cox's Bazar, tetapi sekitar 30 ribu dari mereka telah direlokasi ke pulau Bhasan Char sejak akhir 2020.
Pada 1 Juni, Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengumumkan pemotongan jatah makanan bagi pengungsi Rohingya menjadi 8 dolar AS (sekitar Rp120 ribu) per bulan dari sebelumnya 10 dolar AS (sekitar Rp150 ribu) akibat kekurangan pendanaan.
Sebelumnya pada Maret, jatah tersebut telah dipotong dari 12 dolar AS (sekitar Rp180 ribu) menjadi 10 dolar AS akibat kurangnya dukungan pendanaan.
Baca juga:
Salah satu pemimpin pengungsi Rohingya Ansar Ali mengatakan kepada Anadolu beberapa rekan sesama pemimpin pengungsi di Cox's Bazar telah bertemu dengan tim dari AS.
Mengutip rekannya sesama pengungsi yang hadir dalam pertemuan, Ali mengatakan "Kami sampaikan kekhawatiran kami atas pemotongan jatah oleh PBB, yang menghancurkan hidup kami di kamp pengungsi. Banyak ibu-ibu hamil dan anak-anak menghadapi kekurangan gizi serius akibat pemotongan jatah makanan.
"Kami memerlukan penambahan bantuan, dukungan makanan dan kebutuhan dasar lainnya karena pengungsi di kamp sepenuhnya tergantung pada bantuan untuk kelangsungan hidup mereka," katanya.