Bakal IPO, Bioskop Cinema XXI Patok Harga Rp270-Rp288 per Saham

JAKARTA - PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk atau yang dikenal sebagai Cinema XXI berencana segera melangsungkan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun harga penawaran awal (book building) ditetapkan sebesar Rp270-Rp288 per saham.

Direktur Utama Cinema XXI Hans Gunadi mengatakan perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru atau 10,0 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Lanjutnya, perseroan menetapkan masa penawaran awal pada 10 sampai 14 Juli 2023, dengan menargetkan dapat meraih dana sebanyak-banyaknya sekitar Rp2,4 triliun dalam hajatan IPO nanti.

“Aksi korporasi ini akan mengukuhkan komitmen Cinema XXI untuk selalu memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menonton film favorit, termasuk dengan membuka bioskop di daerah-daerah yang potensial di seluruh Indonesia,” ujar Hans mengutip Antara.

Untuk penggunaan dana hasil IPO, Hans menjelaskan perseroan akan menggunakan sekitar 65 persen untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop di Indonesia, yang akan dilakukan melalui pembangunan bioskop baru.

Selain itu, pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya, untuk meningkatkan kualitas bioskop yang ada saat ini dan kenyamanan penonton.

Kemudian, sekitar 15 persen akan digunakan untuk modal kerja, dan sekitar 20 persen untuk pembayaran kewajiban jangka pendek Perseroan.

Sebagai penjamin pelaksana emisi efek, perseroan telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT JP Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia.

“Kami optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di Tanah Air, terutama sektor bioskop. Hal ini didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar,” ujar Hans.

Survei oleh Euromonitor International pada awal 2023 menyatakan bahwa 76 persen masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop, setidaknya sekali dalam sebulan, dan 62 persen masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah satu kegiatan sosial utama, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau sahabat.

Selain itu, Euromonitor juga mencatat Indonesia memiliki industri film domestik yang besar dan berkembang, yang diproyeksikan berkontribusi terhadap Gross Box Office (GBO) Indonesia pada 2023 sebesar 51 persen.

Sebagai informasi Cinema XXI membukukan pendapatan sebesar Rp4,40 triliun, atau meningkat, dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,28 triliun.

Pendapatan pada 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61 persen, penjualan makanan dan minuman sebesar 33 persen, iklan sebesar 3 persen, dan digital platform sebesar 3 persen.

Seiring dengan itu, perseroan membukukan laba bersih Rp506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp354 miliar pada 2021, dengan EBITDA sebesar Rp1,44 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp329 miliar pada 2021.