Australia-Indonesia Perkuat Kerja Sama Iklim, Transisi Energi

JAKARTA - Australia dan Indonesia sepakat memperkuat kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk upaya merespons perubahan iklim dan transisi energi, dalam pertemuan tahunan pemimpin kedua negara yang berlangsung di Sydney.

Langkah-langkah untuk memperkuat hubungan kedua negara disepakati dalam pertemuan antara Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Australia dan Indonesia bekerja sama dan berkomitmen untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan,” kata PM Albanese dalam keterangan tertulis yang disampaikan Kedutaan Besar Australia di Jakarta dilansir ANTARA, Selasa, 4 Juli.

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang mendesak, PM Albanese menginisiasi dana 50 juta dolar Australia (sekitar Rp501,4 miliar) melalui Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia untuk mendatangkan pendanaan iklim swasta ke Indonesia.

Para pemimpin juga menyambut baik rencana Permodalan Ekspor Australia untuk membangun fasilitas pembiayaan modal senilai 200 juta dolar AS (hampir Rp3 triliun) bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mendukung transisi energi di Indonesia.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia dipandang akan memainkan peran penting dalam Strategi Ekonomi Asia Tenggara hingga 2040.

Seiring dengan perdagangan dua arah yang telah pulih dari pandemi dan sekarang berada pada rekor baru, dengan ekspor ke Indonesia mencapai 14,6 miliar dolar Australia (sekitar Rp146,3 triliun) pada 2022, para pemimpin sepakat bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan investasi dua arah Indonesia-Australia.

PM Albanese dan Presiden Jokowi pun menyambut baik sejumlah kesepakatan dagang baru dalam bisnis Australia dan Indonesia di sektor kesehatan, pertambangan, dan ekonomi digital.

Para pemimpin membahas peluang kedua negara terhadap transisi global dalam penggunaan kendaraan listrik menuju ke net emisi karbon, serta menugaskan para pejabat masing-masing untuk memajukan kerja sama di sektor penting ini.

Selanjutnya, kedua pemimpin membahas gagasan baru mengenai peluang pekerja profesional Australia dan Indonesia untuk bekerja di masing-masing negara lebih banyak dari sebelumnya.

Hal itu mencakup peningkatan penawaran visa bagi para pebisnis Indonesia dan wisatawan yang sering bepergian, pengakuan profesional kedua belah pihak bagi para insinyur, dan akses terbaru dalam mendukung pertukaran keterampilan di bawah Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).

Para pemimpin juga menyambut baik rencana untuk memperbarui perjanjian layanan penerbangan bilateral.

Kedua pemimpin juga membahas kerja sama pendidikan yang telah lama menjadi pilar utama hubungan bilateral dan inti dari persahabatan yang hangat antara para pelajar dan profesional muda Australia dan Indonesia.

Para pemimpin menyambut baik harapan Western Sydney University, Deakin University, dan Central Queensland University untuk membuka kampus di Indonesia, bergabung dengan Monash University yang telah membuka kampus di Jakarta pada 2022.

Tercatat lebih dari 200.000 mahasiswa Indonesia telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi Australia.

Menandai ke-70 tahun beasiswa Australia bagi pelajar Indonesia tahun ini, PM Albanese mengumumkan program baru untuk meningkatkan pengalaman "belajar di Australia" bagi penduduk Indonesia dan kesempatan baru bagi masyarakat Indonesia untuk belajar di lebih banyak kampus-kampus Australia di Indonesia.

Albanese juga meluncurkan program yang telah diperbaharui untuk mendorong lebih banyak siswa Australia untuk belajar dan mempelajari bahasa dan budaya Indonesia.

Menyoroti kekuatan hubungan pertahanan dan keamanan Australia-Indonesia, PM Albanese dan Presiden Jokowi juga menyambut baik perkembangan negosiasi Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan.

Kedua pemimpin juga membahas visi bersama Australia dan Indonesia untuk kawasan yang terbuka, stabil, dan sejahtera. Dalam hal ini, PM Albanese menegaskan kembali komitmen Australia terhadap sentralitas ASEAN.

Dia menegaskan bahwa Australia akan terus mendukung prioritas Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada 2023.

Perdana Menteri Australia menantikan untuk kembali ke Indonesia pada September untuk menghadiri KTT Asia Timur dan KTT ASEAN-Australia, yang akan diselenggarakan oleh Presiden Jokowi.

"Indonesia adalah negara yang sangat penting bagi Australia. Kemakmuran, keamanan, dan stabilitasnya membuat kawasan Indo-Pasifik lebih makmur, lebih aman, dan lebih stabil,” kata PM Albanese.