Status Siaga, BMKG Perkirakan Kekeringan di NTB Meluas pada Akhir Juni
MATARAM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi kekeringan meteorologis di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) diperkirakan meluas pada akhir Juni 2023.
"Di periode musim kemarau ini masyarakat tetap mewaspadai adanya potensi kekeringan yang mungkin akan terjadi pada beberapa waktu ke depan," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Cakra Mahasurya Atmojo Pamungkas dikutip ANTARA, 21 Juni.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis pada Level Awas di Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Sakra Barat, Suele, Sukamulia, dan Terara.
Sedangkan untuk Level Siaga terdapat di Kabupaten Dompu di Kecamatan Kempo, Kilo, Pajo, dan Woja. Kemudian Kabupaten Bima di Kecamatan Belo, Palibelo, Wawo dan Kota Bima di Kecamatan Raba.
Selain itu di Kota Mataram (Kecamatan Mataram), Kabupaten Lombok Barat (Kecamatan Gerung, Kediri, dan Lembar), dan Kabupaten Lombok Tengah (Kecamatan Janapria, Jonggat, Praya, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Tengah, dan Praya Timur).
Selain itu di Kabupaten Lombok Timur (Kecamatan Jerowaru dan Sambelia), Kabupaten Lombok Utara (Kecamatan Bayan), Kabupaten Sumbawa (Kecamatan Labuhan Badas, Lape, Moyo Utara, Moyohilir, Plampang, dan Rhee), serta Kabupaten Sumbawa Barat (Kecamatan Maluk dan Sekongkang).
"Level waspada terdapat di Kabupaten Lombok Tengah di Kecamatan Pujut," katanya.
Masyarakat NTB diimbau menggunakan air secara bijak, efektif, dan efisien. "Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan yang dapat terjadi di periode musim kemarau ini," katanya.
Baca juga:
BMKG juga menyatakan masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya, guna mengantisipasi musim kemarau yang sudah memasuki wilayah NTB, khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan.
"Pada dasarian III Juni 2023 (21 - 30 Juni 2023) diperkirakan terdapat peluang curah hujan di atas 20 milimeter/dasarian dengan probabilitas 50 persen hingga 80 persen di wilayah Sumbawa bagian Tengah, sebagian besar Lombok Timur, dan sebagian kecil wilayah Lombok Barat bagian Selatan," katanya.