Sepekan Terakhir Sumba NTT Diguncang Gempa 100 Kali
NTT - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 100 kali gempa bumi mengguncang Pulau Sumba dan sekitarnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam sepekan atau selama periode 9-15 Juni 2023.
"Jumlah kejadian gempa bumi yang terjadi di Sumba dan sekitarnya dalam sepekan terakhir sebanyak 100 kejadian yang didominasi berkekuatan di bawah magnitudo 3," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Sumba Timur Kustoro Hariyatmoko dalam keterangannya, Jumat 16 Juni.
Ia menjelaskan, jumlah kejadian gempa bumi terbanyak berkekuatan di bawah magnitudo (M) 3 sebanyak 87 kejadian, magnitudo 3-5 dengan 13 kejadian.
Berdasarkan kedalaman, kata dia, pusat gempa bumi berkedalaman lebih dari 60 kilometer (km) sebanyak 81 kejadian, antara 60-300 km 17 kejadian, dan lebih dari 300 km sebanyak dua kejadian.
Lebih lanjut Kustoro mengingatkan masyarakat di Pulau Sumba dan sekitar untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman gempa bumi yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Pulau Sumba merupakan wilayah yang sering diguncang gempa bumi karena berada pada batas dua lempeng tektonik yaitu Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.
Baca juga:
- Soal Putusan MK, PDIP Hormati Tapi Anggap Sistem Pemilu Tertutup Lebih Baik
- Sidang Mario Dandy-Shane Lukas Lanjut Pekan Depan, AG Bakal Jadi Saksi
- Aksi Loncat ke Laut Iringi Penangkapan Kurir 1 Kg Sabu di Perairan Karimun Kepri
- Jokowi Tak Mau Bonus Demografi RI Seperti Negara di Afrika, Bikin Angka Pengangguran Melonjak
Bahkan pada 19 Agustus 1977, kata dia, wilayah Pulau Sumba bagian selatan pernah dihantam gelombang tsunami yang dipicu gempa bumi berkekuatan magnitudo 7.
Kustoro mengatakan upaya antisipasi seperti memperkuat bangunan rumah atau fasilitas lainnya harus terus diperhatikan untuk meminimalisasi dampak kerugian jika terjadi gempa bumi dengan kekuatan besar.
Ia juga mengimbau warga agar terus mengikuti perkembangan informasi dari BMKG sebagai sumber yang terpercaya sehingga tidak mudah terpengaruh dengan informasi gempa bumi atau tsunami dari sumber-sumber lain yang tidak bertanggung jawab, seperti yang sering kali muncul di media sosial.
"Hingga saat ini tidak ada alat yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya, dan BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," kata Kustoro.