JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan, rentetan gempa bumi tektonik yang terjadi di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Hari Sabtu, 08 Agustus sejumlah gempa terjadi. Pukul 17:17:52 WIB, 17.23.32 WIB dan 17:45:51 WIB wilayah Pulau Sumba-NTT diguncang rentetan gempa tektonik.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa ini terjadi dengan selisih waktu 5 menit dan 28 menit dari gempa pertama. Ketiga episenter tersebut berlokasi di laut pada arah Barat Daya Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya deformasi kerak benua di dasar laut.
BACA JUGA:
Hasil analisis mekanisme sumber ketiga gempabumi tersebut, menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Data yang dimiliki BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di daerah Tambolaka IV MMI, Waingapu, Waikabubak III-IV MMI, Labuan Bajo, Bima, Dompu III MMI. Tapi, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," kata Triyono dari pernyataannya yang diterima VOI, Sabtu, 8 Agustus.
Dia menambahkan, ketiga kejadian gempa ini merupakan rangkaian gempa susulan yang terjadi pada 5 Agustus. Hingga 8 Agustus, pukul 18.00 WIB, sudah tercatat 112 kejadian gempa susulan.
Triyono mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," kata dia.