Peringati Harkitnas, Puan Ajak Ibu-ibu di Sukabumi Perangi Bahaya Stunting pada Anak

JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani mengajak ibu-ibu untuk memerangi stunting pada anak yang masih menjadi permasalahan di Indonesia. Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja di Sukabumi, Jawa Barat, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.

Dalam kunjungan kerjanya ke Sukabumi, Puan menghadiri kegiatan sosialisasi bahaya stunting bersama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo di Gedung Harsa, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Acara tersebut bertajuk ‘Sukabumi Melawan Stunting’.

Saat tiba di lokasi, Puan disambut antusias peserta acara yang mayoritas adalah perempuan. Termasuk kelompok ibu-ibu, peserta acara yang datang merupakan anggota 50 komunitas dari berbagai macam profesi.

“Di Hari Kebangkitan Nasional ini, saya mengajak Ibu-ibu semua di sini dan seluruh perempuan di Indonesia agar turut berperan aktif dalam memajukan Indonesia. Turut singsingkan lengan baju untuk membuat Indonesia jaya, sehingga Indonesia bisa masuk masa kejayaan era ke-emasan Indonesia,” kata Puan dalam keterangan resmi tertulis.

Di awal kedatangannya, Puan menyempatkan meninjau sejumlah kegiatan yang diselenggarakan pada acara tersebut. Mulai dari pengobatan gratis hingga pemeriksaan bagi calon pengantin. Puan juga mendatangi sejumlah stan yang ada di lokasi, di antaranya stan makanan sehat anti-stunting.

Bahkan di stan Genre Zone, Puan bermain ular tangga bersama para pengunjung. Stan yang dibuka oleh BKKBN ini bertujuan untuk melatih generasi muda berpikir kritis sekaligus sebagai sarana sosialisasi tentang kesehatan reproduksi.

Saat mengunjungi stan-stan itu, Puan berbincang hangat dengan sejumlah ibu dan perempuan muda yang hadir. Seperti saat ia mengunjungi stan alur pendampingan pasca persalinan yang didirikan untuk memberikan penjelasan kesehatan ibu dan anak sejak dini, khususnya mengenai bahaya stunting.

Puan pun sempat dikagetkan dengan sambutan flash mob dari berbagai komunitas perempuan dan ibu-ibu di Sukabumi.

“Terima kasih atas sambutan meriahnya,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

Saat menyampaikan sambutan, Puan kembali berbicara mengenai bahaya stunting bagi anak. Ia mengatakan, perempuan-perempuan sebagai calon ibu wajib mengetahui tentang bahaya stunting pada anak.

Menurut Puan, stunting berkontribusi pada siklus kemiskinan yang berkelanjutan. Sebab anak-anak yang menderita stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterbatasan pendidikan, kesempatan kerja yang terbatas, dan kemiskinan di masa dewasa.

“Karena itu perempuan harus benar-benar tahu dan paham tentang bahaya stunting, bagaimana agar anak-anak kita tidak terkena stunting, bagaimana agar anak-anak kita bisa lahir dan tumbuh besar dengan sehat. Sehingga mereka bisa menjadi kebanggaan orang tua, keluarga dan bangsa,” ujar Puan.

Mantan Menko PMK ini menjelaskan, stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu saat masa kehamilan ibu sampai anak berusia dua tahun. Puan mengingatkan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting.

“Seperti cukupi konsumsi protein hewani, lalu Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali dan jangan lupa ASI ya Ibu-Ibu,” imbaunya.

Dalam kesempatan yang sama, Puan juga mengajak peserta acara berdialog. Salah satunya dengan Kepala Desa Cikujang, Gunung Guruh, Heni Mulyani yang mengaku tengah mengupayakan pengurangan stunting di daerahnya.

“Alhamdulillah kemarin dalam acara saya jadi ketua panitia sosialisasi mengatasi stunting. Berkat dorongan dan bantuan Bu Puan Maharani, undangan 250 yang hadir,” ucapnya.

Heni yang sudah 2 periode menjabat sebagai Kepala Desa itu menyebut masyarakat di desanya sudah peka tentang bahaya stunting. Ia menyatakan banyak membuat program di desanya sebagai upaya penurunan stunting kepada anak.

"Apa sih cara menurunkan stunting?" tanya Puan.

"Perbaikan gizi menjadi fokus utama kami bu di desa Cikujang. Nggak perlu mahal, gizi optimal bisa didapatkan dari tempe tahu, telor cukup. Dibantu daun kelor yang sudah dikemas kemudian dibagikan ke masyarakat. Saya berharap stunting bisa turun sampai di bawah 5%,” jawab Heni.

Menanggapi hal tersebut, Puan mengaku bangga karena sudah banyak yang memiliki kesadaran terhadap bahaya stunting. Menurutnya, walapun berbeda pandangan politik, sikap gotong royong dalam upaya menghapuskan masalah stunting di Indonesia harus menjadi prioritas utama.

"Ini ada perempuan Golkar, tidak masalah walau beda partai dengan saya. Pesan saya jelang Pileg dan Pilpres ini, tetap jaga persatuan. Berpolitik dengan santun dan gembira," urai Puan.

Cucu Bung Karno ini juga berpesan kepada seluruh peserta acara yang hadir untuk menyebarkan pengetahuan tentang bahaya stunting. Dengan begitu, kata Puan, seluruh lapisan masyarakat bisa bahu membahu memerangi stunting pada anak.

“Saya pesan nanti selesai acara ini, tolong pengetahuan tentang pencegahan stunting yang sudah didapat di sini supaya dikasih tahu ke keluarganya yang lain, ke tetangga, ke teman-temannya perempuan yang lain,” terang ibu 2 anak itu.

“Bersama-sama kita perempuan Indonesia menjaga anak-anak kita yang merupakan masa depan bangsa, supaya bisa lahir dan tumbuh besar dengan sehat,” imbuh Puan.