Green Bond Pertamina Geothermal Oversubscribed 8,25 Kali, Ini Penjelasannya
JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah merampungkan proses penerbitan surat utang berwawasan hijau (green bond) di pasar global senilai 400 juta dolar AS.
Dari nilai penerbitan tersebut, anak usaha Pertamina Group di industri panas bumi itu sukses meraup permintaan hingga 3,3 miliar dolar AS atau Rp48,5 triliun (kurs Rp14.700 per dolar AS). Dengan demikian, terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,25 kali.
Menurut Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, respons positif pelaku pasar atas penerbitan green bond PGEO ditopang oleh sejumlah hal.
Salah satunya, tingginya minat investor didasarkan pada performa perusahaan yang terbukti positif bagus di sepanjang tahun lalu.
"Selain itu, posisi PGEO sebagai pemain utama dari bisnis penghasil energi yang ramah lingkungan. Ini penting, karena akan menjadi penopang utama kesinambungan bisnis perseroan ke depan," ujar Myrdal dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Mei.
Tak hanya itu, profil kinclong PGEO di mata investor global juga dilengkapi dengan rating perusahaan di level internasional yang sangat baik dan berkategori status layak investasi.
Baca juga:
"Ini belum lagi mempertimbangkan imbal hasil yang ditawarkan PGEO, yang memang terlihat menarik di tengah kondisi penurunan yield obligasi global, saat ekspektasi kebijakan pengetatan moneter oleh the Fed rupanya tidak sekencang sebelumnya," tutur Myrdal.
Terakhir, lanjut Myrdal, secara umum sentimen pasar keuangan saat ini juga tengah membaik untuk pasar emerging markets yang dinilai memiliki fundamental yang mumpuni seperti Indonesia.
"Sentimen terhadap emerging markets dengan kekuatan fundamental cukup baik saat ini cukup positif. Indonesia juga masuk dalam kategori itu. Sehingga wajar jika green bonds PGEO direspon bagus oleh pasar," tegas Myrdal.