BMKG Prediksi Hujan Lebat Masih Mengguyur Cisarua yang Tengah Dilanda Banjir
JAKARTA - Banjir bandang dan longsor melanda perkebunan teh Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor sejak pagi tadi akibat hujan lebat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas tinggi di lokasi tersebut masih akan terjadi hingga tiga hari ke depan.
"Prospek cuaca tiga hari ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat masih terdeteksi di wilayah Perkebunan Teh Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Bogor, Jawa Barat," Kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bogor, Abdul Mutholib dalam keterangannya, Selasa, 19 Januari.
Abdul bilang, wilayah Jawa Barat pada bulan Januari hingga Februari 2021 juga diprediksi mengalami periode puncak musim hujan, sehingga perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem.
Kondisi cuaca ekstrem tersebut di antaranya hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, puting-beliung, maupun hujan ringan hingga sedang berlangsung secara terus-menerus yang rawan berpotensi menimbulkan terjadinya banjir bandang.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," jelasnya.
Baca juga:
Sebagai informasi, terjadi hujan dengan intensitas tinggi di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada pukul 10.00 WIB hari ini. Akibatnya, longsoran dari gunung dan banjir bandang tak dapat dihindarkan. Sebanyak 900 jiwa terdampak banjir.
Banjir dan longsor ini mengakibatkan pohon tumbang dan menutup akses jalan warga sehingga lokasi kejadian banjir bandang menjadi terisolasi. Sebanyak 134 KK dengan jumlah jiwa 474 harus dievakuasi dari lokasi kejadian untuk menghindari banjir bandang susulan.
Berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer, BMKG menyebut proses pertumbuhan awan hujan pada saat tanggal kejadian tersebut dipicu oleh kondisi atmosfer yang labil, serta didukung oleh kondisi anomali suhu permukaan laut yang masih hangat.
Lalu, terdapat daerah perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat. Sejumlah faktor ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang mengakibatkan kondisi curah hujan yang cukup tinggi. Dampaknya, memicu luapan air sungai dan mengakibatkan banjir di sekitar daerah aliran sungai di Jawa Barat.