Donald Trump Jadi Mantan Presiden AS Pertama Didakwa Secara Pidana, Terkait Penyelidikan Uang Tutup Mulut untuk Bintang Porno
JAKARTA - Donald Trump menjadi mantan presiden Amerika Serikat pertama yang menghadapi dakwaan kriminal, terkait penyelidikan pemberian uang tutup mulut untuk bintang film porno Stormy Daniels.
Daniels, yang bernama asli Stephanie Clifford mengatakan, ia menerima uang sebagai imbalan karena tutup mulut tentang hubungan seksual yang ia lakukan dengan Trump pada tahun 2006.
Sementara, pengacara pribadi mantan presiden, Michael Cohen mengatakan, dia berkoordinasi dengan Trump mengenai pembayaran kepada Daniels dan wanita lainnya, mantan model Playboy Karen McDougal, yang juga mengatakan bahwa dia memiliki hubungan seksual dengannya. Trump telah membantah berselingkuh dengan kedua wanita tersebut.
Tuduhan dari investigasi yang dipimpin oleh Jaksa Wilayah Manhattan, Alvin Bragg, muncul sat Trump berusaha untuk mendapatkan nominasi dari Partai Republik untuk mencalonkan diri lagi pada tahun 2024, melansir Reuters 31 Maret.
Tuduhan spesifiknya belum diketahui, karena surat dakwaan masih disegel. CNN melaporkan bahwa Trump menghadapi lebih dari 30 dakwaan terkait penipuan bisnis.
Trump mengatakan ia "sama sekali tidak bersalah" dan mengindikasikan bahwa ia tidak akan keluar dari pencalonan. Dia menuduh Bragg, seorang Demokrat, mencoba merusak peluangnya untuk memenangkan pemilihan kembali.
"Ini adalah penganiayaan politik dan campur tangan pemilu pada tingkat tertinggi dalam sejarah," sebut Trump dalam sebuah pernyataan.
Trump pada tahun 2018 awalnya membantah mengetahui apa pun tentang pembayaran kepada Daniels. Dia kemudian mengakui telah mengganti uang kepada Cohen untuk pembayaran tersebut, yang dia sebut sebagai "transaksi pribadi yang sederhana."
Cohen mengaku bersalah atas pelanggaran keuangan kampanye pada tahun 2018 dan menjalani hukuman lebih dari satu tahun penjara. Jaksa penuntut federal mengatakan bahwa dia bertindak atas arahan Trump.
Cohen mengatakan, dia yakin dengan kesaksiannya dan bukti yang dia berikan kepada jaksa. "Akuntabilitas itu penting," katanya dalam sebuah pernyataan.
Tak lama setelah mengeluarkan pernyataan, Donald Trump mengimbau para pendukungnya menyediakan uang untuk pembelaan hukum. Dia telah mengumpulkan lebih dari 2 juta dolar AS, menurut kampanyenya, sejak dia salah memprediksi pada tanggal 18 Maret bahwa dia akan ditangkap empat hari kemudian.
Tuduhan tersebut kemungkinan akan dibuka oleh hakim dalam beberapa hari mendatang. Donald Trump harus pergi ke Manhattan untuk pengambilan sidik jari dan proses lainnya pada saat itu.
Sementara itu, Kantor Jaksa Wilayah Manhattan Bragg mengatakan, mereka telah menghubungi pengacara Trump untuk mengoordinasikan penyerahan diri, yang menurut seorang pejabat pengadilan kemungkinan besar akan dilakukan pada Hari Selasa depan.
Terpisah, Pengacara Trump, Susan Necheles dan Joseph Tacopina, mengatakan mereka akan "dengan penuh semangat melawan" dakwaan tersebut.
Diketahui, penyelidikan Manhattan adalah salah satu dari beberapa tantangan hukum yang dihadapi Trump.
Bragg berhasil menuntut bisnis Trump tahun lalu atas tuduhan penipuan pajak, yang berujung pada hukuman pidana sebesar 1,61 juta dolar AS.
Hakim ketua dalam kasus tersebut, Hakim Agung New York Juan Merchan, diperkirakan akan mengawasi kasus ini juga, menurut seseorang yang mengetahui masalah ini.
Tuduhan tersebut dapat merusak upaya kembalinya Trump sebagai presiden, karena foto-foto dakwaannya dan visual apa pun dari penampilannya di ruang sidang dapat menjadi bahan bakar bagi para pesaingnya.
Sementara, Trump dapat menggunakan kasus ini untuk memicu kemarahan di antara para pendukung intinya, meskipun para pemilih Partai Republik lainnya mungkin akan bosan dengan drama ini.
Sekutu Trump dan sesama anggota Partai Republik mengecam dakwaan tersebut sebagai bermotif politik. Sementara Partai Demokrat mengatakan bahwa Trump tidak kebal terhadap aturan hukum.
Bahkan para pesaing potensial untuk pemilihan mendatang pun menyuarakan dukungan untuk Trump. "Ini hanya akan memecah belah negara kita," kata mantan wakil presiden Trump, Mike Pence, di CNN.
Sementara itu, Gedung Putih menolak berkomentar terkait dakwaan terhadap Trump ini.
Selain kasus ini, Trump menghadapi dua investigasi kriminal oleh penasihat khusus yang ditunjuk oleh Jaksa Agung AS Merrick Garland, serta penyelidikan kriminal lainnya oleh jaksa lokal di Georgia.
Baca juga:
- Presiden Komisi Eropa Sebut UE Harus Kurangi Risiko dalam Hubungan dengan China, Kenapa?
- Gedung Putih Sebut Rusia Mencari Amunisi Tambahan dari Korea Utara untuk Operasi Militer di Ukraina
- Kremlin Sebut Wartawan AS yang Ditahan Intelijen Tertangkap Basah, Bakal Ada Pertukaran Tahanan?
- Tuntut Washington Berhenti Lakukan Provokasi, China: AS akan Memikul Tanggung Jawab Penuh
Trump sendiri telah berkali-kali lolos dari masalah hukum. Di Gedung Putih, ia berhasil melewati dua upaya Kongres untuk mencopotnya dari jabatannya, termasuk terkait penyerangan terhadap Gedung Kongres AS pada 6 Januari oleh para pendukungnya, serta penyelidikan yang berlangsung selama bertahun-tahun terhadap kontak kampanyenya dengan Rusia pada 2016.
Dalam kasus penipuan pajak tahun lalu, Bragg menargetkan bisnis Trump, namun menolak untuk mendakwa Trump dengan kejahatan keuangan, sehingga mendorong dua jaksa yang menangani penyelidikan tersebut untuk mengundurkan diri.
Sedangkan dalam kasus uang tutup mulut, para ahli hukum mengatakan, Bragg mungkin harus mengandalkan teori hukum yang belum teruji untuk menyatakan bahwa Trump memalsukan catatan bisnis untuk menutupi kejahatan lainnya, seperti melanggar undang-undang keuangan kampanye federal.