Prospek Ekonomi Domestik yang Kuat jadi Modal RI Hadapi Ketidakpastian Global

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan bahwa prospek perekonomian domestik masih kuat dan diproyeksikan tumbuh stabil di kuartal I 2023.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa asumsi tersebut didukung oleh kinerja rupiah dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga masih terjaga.

“Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansi bersama Tiongkok dan Vietnam yang juga pulih, sementara sebagian negara besar masih di zona kontraksi,” ujarnya dalam konferensi pers APBN, dikutip Rabu, 15 Maret.

Namun demikian, Menkeu mengungkapkan jika gejolak dan sentimen di pasar keuangan perlu terus dicermati. Disebutkan bahwa PMI global mulai membaik meski belum ekspansif.

“Harga komoditas masih volatile dengan harga energi dalam tren menurun. Risiko global juga masih dibayangi oleh tingginya inflasi di negara maju yang masih jauh di atas suku bunga acuan, sementara di negara berkembang, inflasi sudah berada di bawah suku bunga acuan,” tuturnya.

Menkeu sendiri menjelaskan, salah satu modal berharga yang dimiliki RI adalah torehan surplus APBN sebesar Rp131,8 triliun di Februari 2023 atau setara dengan 0,63 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Kita harus meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi tetap dilakukan mengantisipasi ketidakpastian di sepanjang tahun 2023,” tegasnya.