Kurangi Intensitas Hujan di Lokasi Bencana Natuna, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca
JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk mengambil opsi melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam penanganan darurat longsor yang terjadi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu, 10 Maret mengatakan hal itu dilakukan dengan harapan intensitas curah hujan dapat berkurang dan seluruh operasi penanganan darurat dapat berjalan sesuai target.
TMC baru dapat dilaksanakan hari ini, sebab posisi pesawat khusus untuk operasi tersebut diterbangkan dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Suharyanto mengatakan bahwa pada hari ke empat pascabencana tanah longsor, segala upaya yang dilakukan dalam operasi darurat sudah membuahkan hasil. Meskipun memang jalan yang tertutup longsor belum sepenuhnya terbuka karena faktor cuaca.
“Hari ke empat pascabencana tanah longsor sudah ada progres, sudah membuahkan hasil meski jalan yang longsor itu masih belum terbuka karena faktor cuaca,” kata Suharyanto.
Kepala BNPB juga memastikan dukungan yang telah masuk ke Pulau Serasan sudah lebih dari 20 ton dan mulai diberikan kepada yang berhak.
“Logistik dasar kebutuhan para pengungsi semuanya didukung dari luar pulau. Jadi didukung dari Batam dari Natuna dan sementara sudah cukup di gudang dan sudah tersebar di beberapa titik sudah lebih dari 20 ton,” kata Suharyanto.
Baca juga:
- 100 Rumah Akan Disiapkan untuk Relokasi Warga Terdampak Longsor Natuna
- Kementerian PUPR Bakal Bangun Rumah Korban Longsor Serasan Natuna
- Tiga Hari Pascabencana Longsor Natuna, Jaringan Komunikasi di Lokasi Bencana Mulai Tersambung
- Pakai Jalur Laut, 1 Korban Longsor Serasan Natuna Kembali Dibawa ke RS di Kalbar
Dia mengharapkan dalam satu hingga dua minggu kedepan sudah cukup memenuhi kebutuhan dasar pengungsi.
Berdasarkan data pencarian dan pertolongan per Jumat kemarin, sudah ada 36 jiwa yang meninggal dunia terdampak tanah longsor. Sementara itu masih ada 18 jiwa yang masih dalam pencarian. Sedangkan sebanyak 1.216 warga masih mengungsi di empat titik.